Dalam minggu terakir ini ada berita media online tentang ibu hamil yang melahirkan saat berjalan kaki menuju puskesmas di Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur).Â
Sesungguhnya berita menyedihkan ini bukan hanya minggu terakir ini terjadi di kawasan Flores,NTT. Selain jalan kaki, juga ada yang digotong karena infrastruktur jalan raya yang tidak memadai di pedesaan.Â
Bahkan tampak mereka sedang berjalan kaki menyeberangi sungai, air setinggi hingga paha mulus, karena di jalur yang dilalui itu belum ada jembatan beton yang dibangun pemerintah maupun oleh swadaya masyarakarat.
Partus dalam perjalanan itu bukan hal baru
Sebenarnya partus dalam sebuah perjalanan itu bukan hal baru. Bukan hanya di kawasan desa,di kawasan adanya infrastruktur moderenpun terjadi hal yang sama: ada peristiwa ibu hamil melahirkan di dalam pesawat yang sedang terbang, di dalam bus, di dalam kapal laut, di dalam kereta, dan seterusnya.
Pertanyaannya : Salah siapa?
Setidaknya ada 2 (dua) sisi yang dipakai untuk melihat  sebuah peristiwa, apalagi dikaitkan dengan pelayanan publik : pertama, pada peristiwa itu sendiri (the case itself) terlepas dari pelaku langsung, dan kedua, dari manusia yang terlibat dalam peristiwa.
Mengikuti 2(dua) sudut cara pandang dari causa (sebab) tersebut diatas, untuk kasus di pedesaan yang mendapat sorotan kritik kepada pemerintah tadi, saya uraikan sebagai berikut:Â
Pertama :
Sebabnya berada pada pelayanan publik terhadap peristiwa ( the case itself). Nadanya, sebagaimana terbaca dalam mediaonline di ruang publik, bahwa pemerintah kurang itu, kurang ini, tidak begitu, tidak begini, dan macam-macam alasan seterusnya. Alasan ini menutup alasan pribadi pada mereka yang terlibat dalam peristiwa, dan seolah mereka itu adalah korban dari kurangnya keterlibatan pelayan publik. Singkatnya, kritik ditujukan kepada pejabat publik, boleh dikatakan pejabat publiklah yang salah.