Minyak jelantah sering dianggap limbah dapur yang tak berguna. Padahal, jika dibuang sembarangan, minyak jelantah bisa mencemari lingkungan dan menyumbat saluran air. Melihat permasalahan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 103 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghadirkan solusi kreatif: mengubah minyak jelantah menjadi lilin hias dan lilin aroma terapi.
Sosialisasi dan Praktek Bersama Ibu-Ibu PKK
Program kerja ini dilaksanakan bersama ibu-ibu PKK RT 05, 06, 07, dan 08 Padukuhan Cepit. Kegiatan dimulai dengan sosialisasi mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah berulang kali, serta dampak negatif jika limbah dapur ini dibuang sembarangan.
Setelah itu, mahasiswa memperkenalkan cara sederhana mengolah minyak jelantah menjadi lilin. Tidak hanya teori, peserta juga diajak langsung praktek membuat lilin dengan menambahkan pewarna, aroma, hingga sumbu. Hasilnya, lilin buatan mereka tidak hanya bermanfaat untuk penerangan, tapi juga bisa dijadikan hiasan dan peluang usaha rumahan.
Antusiasme Tinggi dari Peserta
Ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka aktif bertanya, mencatat resep, hingga berkreasi dengan menambahkan sentuhan warna dan aroma pada lilin masing-masing. Banyak peserta yang mengaku baru mengetahui bahwa minyak jelantah ternyata bisa diolah menjadi produk bernilai guna dan bernilai jual.
Harapan ke Depan
Melalui program ini, mahasiswa KKN Reg-103 UMY berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus termotivasi untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Dengan kreativitas sederhana, minyak jelantah yang awalnya hanya dianggap sampah kini bisa berubah menjadi sumber peluang usaha.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI