Pengabdian kepada masyarakat bukanlah sekadar program rutin bagi mahasiswa, melainkan sebuah proses pembelajaran yang menyentuh hati dan membuka mata. Dalam rangka persiapan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT ke-20, kami—mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang—yang tergabung dalam Posko 126, melaksanakan survei awal ke Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
Perjalanan Menuju Lokasi KKN
Di pagi yang cerah, kami memulai perjalanan dari Semarang menuju Desa Cukilan. Rasa penasaran dan semangat membaur menjadi satu di sepanjang perjalanan. Dengan membawa niat baik untuk mengabdi dan belajar dari masyarakat, kami menyusuri jalanan yang berkelok dan dikelilingi pepohonan hijau yang menyegarkan mata.
Setibanya di lokasi, kami disambut dengan keramahan khas masyarakat desa. Senyum tulus dan sapaan hangat seolah menjadi penyemangat bagi kami yang akan tinggal dan berbaur selama satu bulan penuh dalam program KKN nantinya.
Silaturahmi dengan Kepala Desa
Salah satu agenda utama survei ini adalah mengunjungi kantor desa dan bertemu langsung dengan Kepala Desa Cukilan. Kami diterima dengan sangat baik. Dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan, kami memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami sebagai peserta KKN MIT 20.
Kami kemudian berdiskusi terkait pelaksanaan program KKN, termasuk potensi desa, kebutuhan masyarakat, serta kegiatan yang bisa kami rancang selama pengabdian. Kepala desa sangat antusias dan menyampaikan beberapa masukan, terutama mengenai program yang bisa bersinergi dengan agenda pembangunan desa.
Survei Tempat Tinggal dan Kebutuhan Dasar
Selain silaturahmi, kami juga melakukan survei lokasi tempat tinggal yang akan kami gunakan selama pelaksanaan KKN. Kami memastikan bahwa tempat yang akan ditempati memiliki akses listrik yang memadai, ketersediaan air bersih, serta lingkungan yang aman dan nyaman.
Beberapa warga menawarkan rumahnya sebagai tempat tinggal kami selama KKN berlangsung. Kami merasa sangat bersyukur atas sambutan dan kemurahan hati mereka. Tentu saja, kami juga mencatat kebutuhan logistik yang perlu kami persiapkan sebelum hari keberangkatan.
Tantangan dan Harapan
Dari hasil survei, kami menemukan beberapa tantangan, terutama dalam hal keterbatasan akses air pada musim kemarau dan koneksi internet yang terbatas. Namun, tantangan ini justru menjadi bagian dari pembelajaran kami untuk beradaptasi dan mencari solusi kreatif.
Melalui kegiatan ini, kami semakin menyadari bahwa KKN bukan hanya tentang menerapkan teori yang kami pelajari di kampus, tetapi juga tentang membangun empati, komunikasi, dan kolaborasi dengan masyarakat.
Penutup: Menyambut Pengabdian dengan Hati Terbuka
Survei ini bukan sekadar persiapan teknis, tetapi juga menjadi awal dari proses pembelajaran yang lebih luas. Kami pulang ke Semarang dengan hati yang hangat dan semangat yang menyala. Kunjungan singkat ini telah membuka mata kami akan potensi luar biasa yang dimiliki desa, sekaligus tanggung jawab besar yang kami emban sebagai mahasiswa.
Kami percaya, KKN MIT 20 Posko 126 di Desa Cukilan akan menjadi pengalaman yang berharga, penuh makna, dan membawa manfaat bagi masyarakat. Semoga langkah kecil kami ini menjadi bagian dari perubahan besar yang kita cita-citakan bersama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI