Mohon tunggu...
Sania Dzunnuroin
Sania Dzunnuroin Mohon Tunggu... UIN Walisongo Semarang

berisi berita acara selama kkn

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Ajak Warga Banaran Lawan Stunting Bersama

6 Agustus 2025   12:00 Diperbarui: 6 Agustus 2025   11:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Materi Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Stunting

Pada hari Selasa, 29 Juli 2025, telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan bertajuk "STOP PERNIKAHAN DINI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENCEGAHAN STUNTING" yang bertempat di Dusun Banaran, Desa Tajuk kab. Semarang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program edukasi masyarakat dan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan rutin PKK.

Penyuluhan ini menyasar kepada para ibu muda serta orang tua yang memiliki anak perempuan usia remaja, dengan tujuan memberikan pemahaman tentang bahaya pernikahan dini sebagai salah satu penyebab stunting pada anak. Dalam penyuluhan dijelaskan bahwa menikah di usia muda, terutama saat kondisi fisik dan mental ibu belum siap, berisiko tinggi terhadap kehamilan yang tidak sehat dan berpotensi melahirkan anak dengan kondisi stunting.

Materi penyuluhan disampaikan oleh Fatah Bagas Rahmawan, seorang relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Semarang. Beliau menjelaskan secara rinci bagaimana pernikahan dini berkontribusi pada meningkatnya angka stunting di Indonesia dan pentingnya kesiapan fisik serta mental sebelum memasuki dunia pernikahan dan kehamilan.

Kegiatan berlangsung dengan interaktif dan penuh antusiasme dari warga, terutama para ibu yang aktif bertanya dan berdiskusi tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting sejak dini. Mereka juga mendapatkan informasi dan edukasi baru yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan keluarga sehari-hari.

Pemaparan Materi Dilakukan Oleh Relawan PMI
Pemaparan Materi Dilakukan Oleh Relawan PMI

Kegiatan ini menjadi langkah awal yang penting dalam mendorong perubahan pola pikir masyarakat terhadap pentingnya perencanaan pernikahan dan kehamilan yang matang. Penyuluhan ini juga memberi harapan akan terbangunnya generasi muda yang lebih sadar kesehatan reproduksi dan berkomitmen untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.

Dengan adanya edukasi yang konsisten dan berbasis komunitas seperti ini, diharapkan angka stunting di wilayah pedesaan dapat ditekan, sekaligus membuka ruang bagi masyarakat untuk lebih terbuka dalam menerima informasi kesehatan yang berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun