Desa Mendongan, Kec. Sumowono, Kab. Semarang
Siang, sekitar pukul 14.00, diadakan workshop yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MIT-20 Posko 13 UIN Walisongo. Workshop tersebut membahas tentang membuatlilin dari minyak jelantah, Workshop ini merupakan upayamahasiswa KKN untuk membagikan pengetahuan yang iadapatkan selama riset. Alasan mengapa mahasiswa KKNmemilih riset ini sebetulnya sederhana, namun sangat bermanfaat. Yaitu karena mahasiswa KKN inginmemanfaatkan banyak minyak jelantah yang tidak terpakai di rumahnya dan membuatnya menjadi barang yang berguna. Selain itu pemanfaatan minyak jelantah untuk lilin bisa menekan biaya produksi.
Dalam workshop itu, Mahasiswa KKN mengajak ibu-ibu PKK untuk melihat mahasiswa KKN melakukan praktik membuat lilin. Tahap pertama adalah dengan menyiapkan gelas kecil. Gelas ini sudah disiapkan mahasiswa KKN dari rumah. Jika lilin sudah dituangkan ke dalam gelas, maka lilin tersebut akan menempel dan tidak bisa dilepas.
Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah mengukur panjang tali sumbu sesuai dengan tinggi gelas, namun janganlupa untuk menambahkan sedikit pada bagian bawah agar talidapat direkatkan menggunakan isolasi di dasar gelas, serta menambah sedikit untuk sumbu yang akan dinyalakan nanti. Setelah mendapatkan ukuran yang tepat, tali dapat dipotong.
Fungsi tali sumbu yang dipasang pada dasar gelas adalah untuk memastikan tali tetap tegak dan terjaga di tengah wadahsaat cairan lilin dituangkan. Ini juga akan memengaruhiproses pembakaran. Apabila sumbu tegak lurus, lilin yang menyala akan mencair tepat di bagian tengah, mengikutisumbu tegak lurus tersebut.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah menimbang beratminyak jelantah dan parafin dengan ukuran 1:1. MahasiswaKKN menggunakan 500 gram minyak dan 500 gram parafin. Sebagai informsai tambahan, parafin digunakan untuk membentuk lilin atau membuat minyak menjadi keras, sertasebagai bahan bakar lilin tersebut. Parafin adalah bahan lunakyang berasal dari hasil olahan minyak bumi. Parafin yang digunakan oleh mahasiswa KKN adalah parafin balok, sehingga perlu menggunakan sarung tangan karet karena parafin adalah bahan kimia yang bisa membuat kulit iritasi.
Setelah ditimbang, minyak direbus menggunakan kaleng jajanyang sudah tidak terpakai. Ini penting untuk diperhatikan karena kaleng jajan yang sudah dipakai untuk merebus minyak tidak bisa digunakan untuk keperluan tempat jajanlagi, karena berbahaya.
Setelah minyak panas, baru kemudian masukkan parafin balokhingga meleleh dan melebur bersama minyak. MahasiswaKKN memasukkan parafin tersebu. Jika adonan lilin telahsiap, tunggu beberapa menit agar dingin, baru kemudianpewarna lilin bisa dicampurkan untuk mempercantik lilin. Pewarna yang digunakan merupakan krayon.
Kenapa krayon? Karena setelah beberapa kali percobaanmenggunakan pewarna bahan lain, Mahasiswa KKNmenemukan bahwa krayon mengeluarkan warna yang lebihpekat dan solid. Karena itu, Mahasiswa KKN menyimpulkanbahwa krayon adalah pewarna yang paling efektif untukmembuat lilin.
Pada workshop ini, teman-teman menyepakati untukmenggunakan warna merah,biru, dan orange sebanyak 50 gelas. Terakhir, tambahkan essential oil sebagai pewangi. Mahasiswa KKN memilih untuk menggunakan essential oil beraroma lavender.
Sesuai kesepakatan, Mahasiswa KKN memasukkan 15 tetes essential oil lavender. Essential oil lebih baik dituangkanmenggunakan pipet. Setelah proses pewarnaan tersebutselesai, adonan dituangkan ke gelas. Untuk menghasilkan lilinyang keras, adonan perlu diendapkan setidaknya 1 hari 1 malam.
“Workshop ini berjalan lancar dan mendapat respon positifdari peserta. Kegiatan ini dinilai bermanfaat karena mampumembuka wawasan peserta bahwa minyak jelantah bisadiolah menjadi produk bernilai jual. Panitia berharapketerampilan ini tidak hanya menjadi pengalaman sekalipraktik, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai peluangusaha kecil yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.” ujarNafis Luthfianto El Fawwaz selaku anggota divisi ekonomidan kreatif
" Menurut salah satu peserta workshop, kegiatan ini sangat bermanfaat karena baru mengetahui bahwa minyak jelantahyang biasanya dibuang ternyata bisa didaur ulang menjadililin yang memiliki nilai jual. Namun, ia mengaku di daerahSumowono bahan-bahan untuk praktik masih agak sulitditemukan sehingga sedikit bingung jika ingin mencobamembuat sendiri di rumah. Ia juga menambahkan bahwauntuk saat ini belum terpikir untuk menjual secara online karena sebagian besar ibu-ibu di lingkungan sekitar masihbelum memahami pemasaran digital. Meskipun demikian, menurutnya dari segi kemasan dan desain lilin sudah cukupmenarik, aromanya pun lumayan wangi meski belum sekuatlilin aroma terapi. Ia menyampaikan bahwa dirinya sudahmencoba lilin tersebut dan hasilnya bisa menyala dengan baik. Harapannya, ke depan inovasi ini dapat terus dikembangkan."ujar ibu Iga Novia Ningtyas selaku ibu kades yang mengikutiworkshop Pemberdayaan Warga Melalui Daur Ulang MinyakJelantah Menjadi Lilin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI