Klaten -- Digitalisasi UMKM mulai merambah Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Klaten. Lewat program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, sejumlah pelaku usaha kecil mendapat pelatihan penggunaan *QRIS* sebagai alternatif pembayaran non-tunai.
Kegiatan yang digelar pada 12 Agustus 2025 di Ruang PKK Desa Karangan ini diikuti 15 pelaku UMKM. Mereka diberi penjelasan soal manfaat QRIS, cara daftar melalui aplikasi DANA, hingga praktik langsung penggunaannya.
Hasilnya, baru lima pelaku usaha (sekitar 33 persen) yang langsung tertarik membuat QRIS. Mereka dibimbing hingga akun pembayaran digital siap digunakan untuk menerima transaksi dari berbagai aplikasi dompet digital dan perbankan.
Meski demikian, sebagian besar pelaku UMKM masih ragu. Ada yang merasa pembayaran tunai lebih praktis, ada juga yang takut dengan risiko penipuan atau salah transfer. Faktor lain adalah kebiasaan konsumen yang memang masih dominan membayar dengan uang cash.
"Awalnya banyak yang menganggap ribet, tapi setelah dijelaskan ternyata cukup mudah dan aman. Kami berharap UMKM yang sudah pakai QRIS bisa menularkan pengalamannya ke yang lain," kata Singgih Ariyuda, mahasiswa UNISRI sekaligus penanggung jawab kegiatan.
Dengan penerapan QRIS ini, pelaku UMKM Desa Karangan diharapkan bisa lebih siap menghadapi era digital. Setidaknya, langkah kecil ini menjadi awal perubahan pola transaksi di desa yang mayoritas masih bergantung pada uang konvesional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI