Mohon tunggu...
soekito prawiroatmodjo
soekito prawiroatmodjo Mohon Tunggu... Administrasi - pribadi

lulusan ITB 1959 jurusan mesin pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mekanisme Berpikir dengan Organ Otak dan Berpikir dengan Hati

13 Januari 2019   07:13 Diperbarui: 13 Januari 2019   07:30 3967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia normal diciptakan Allah SWT, dengan karunia-Nya berupa kelengkapan perangkat seperti sistem saraf dan fisik yang rumit, dimana dapat berpotensi mampu "melihat, mengamati, memikirkan dan memberikan respons". 

Namun, dalam proses tumbuh-kembangnya seorang manusia, hanya sebagian kecil sekitar 12,5 % saja, yang telah bisa dipergunakan sepenuhnya melalui pikiran sadar. 

Sedangkan sisa potensi yang belum tergali dan berkembang  masih sekitar 87,5  %, dan masuk tersimpan ke dalam memori organ  j a n t u n g  sebagai  h a t i  yang ada di dalam dada, seperti gudang penyimpanan informasi  di wilayah bawah sadar yang di kendalikan oleh Ruh-Nya.

 

Jadi sebenarnya, kita masih diberikan kesempatan untuk berbuat lebih banyak kebaikan bagi sesama, melalui olah-rasa  h a t i  yang ada di dalam dada, dimana keberadaanya dibawah sadar kita.

MEMASUKI HATI BAWAH SADAR

Meskipun Pakar ABS menyatakan bahwa memikir dengan o t a k dan merasa dengan h a t i  bisa bekerja pararlel, namun dalam prakteknya tidak mudah, khusus bagi pemula.

Sebenarnya kita semua pasti sudah pernah merasakan hal ini, hanya kita tidak pernah memperhatikannya. 

C o n t o h  : Suatu saat kita sedang berkendaraan sendiri dalam keadaan tenang, tiba-tiba kita merasakan sesuatu yang tidak kita ketahui, tetapi yang kemudian kita merasakan jantung berdenyut cepat.

Suatu indikasi, bahwa kita atau  j i w a yang unsur non-materi telah memasuki h a t i yang ada di dalam dada, dalam bawah sadar, dan sesudah kita teliti ternyata o t a k  kita memang sedang non-aktif. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun