Mohon tunggu...
soekito prawiroatmodjo
soekito prawiroatmodjo Mohon Tunggu... Administrasi - pribadi

lulusan ITB 1959 jurusan mesin pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mekanisme Berpikir dengan Organ Otak dan Berpikir dengan Hati

13 Januari 2019   07:13 Diperbarui: 13 Januari 2019   07:30 3967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk mengetahui apalagi memahami proses ini, amat  sangat rumit  dan sulit untuk dijelaskannya, serta tidak juga mudah di mengerti. Namun dengan menyimak hasilnya yang berupa  p i k i r a n, maka kita dapat menangkap sedikit gambaran bagaimana proses itu berlangsung.

P i k i r a n  itu bisa suatu rangkaian kata-kata, dan menjadi rangkaian kalimat dan seterusnya bisa menjadi data atau informasi. Proses merangkai kata yang dilanjutkan merangkai kalimat dengan kalimat yang lain lagi, hingga menjadi suatu  i n f o r m a s i, bisa mencapai ratusan bahkan mungkin mencapai ribuan, proses merangkai ini. 

Apalagi, bisa kita bayangkan bila ada pemecahan  kata  dan  kalimat  menjadi kode sistem digital dan setiap neuron pembawa berita untuk satu kode saja, maka bisa kita yakini betapa sibuknya proses ini berlangsung.

 

PAKAR ALAM BAWAH SADAR

Pakar ABS menggunakan  istilah  pikiran hati  yang ada di dalam dada (jantung) sebagai Pikiran Bawah Sadar, karena memang kita ketahui bahwa jantung bekerja non-stop diluar kesadaran kita, dan yang di bawah kendali Ruh-Nya.

Sedangkan istilah  pikiran  otak sebagai Pikiran Sadar, karena  otak  hanya bisa berpikir, bila dalam kondisi sadar penuh sebagai gelombang Beta, pada frekuensi 21 - 40 Hz.

 

BERPIKIR DENGAN OTAK DAN HATI BERBEDA

Jelas berbeda, karena Pikiran otak berasal dari organ tubuh  o t a k, sedangkan pikiran hati berasal dari organ tubuh  h a t i  yang ada didalam dada atau disebut organ tubuh  j a n t u n g. 

Keduanya bekerja secara terpisah, namun bisa bekerja secara paralel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun