Mohon tunggu...
Kishan Raj
Kishan Raj Mohon Tunggu... Penikmat Sepakbola Indah

Sepakbola selalu menceritakan kisah

Selanjutnya

Tutup

Bola

Derby Abadi Manchester: Rivalitas tak pernah padam

14 September 2025   09:37 Diperbarui: 14 September 2025   10:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester hanyalah satu tubuh, tapi di dalamnya berdegup dua jantung, City yang biru dan United yang merah.
Derby Manchester kali ini dilabeli ESPN sebagai yang terburuk. "Battle of Mediocroes" Angka-angka yang dingin menyingkap fakta getir langkah goyah Manchester Biru dan Manchester Merah di awal musim 2025/2026. Tiga laga pertama tak memberi tanda kejayaan masa lalu, hanya menunjukkan kedua raksasa itu sedang terseok, mencari napas agar tak jatuh lebih dalam ke jurang keterpurukan.

Pep Guardiola dan Ruben Amorim, dua nakhoda dengan visi berbeda, kini sama-sama resah. Pemain baru didatangkan, tapi ibarat obat yang belum manjur, luka masih menganga. Derby satu kota ini bisa jadi titik balik, atau justru jadi penegas bahwa pesona Manchester sedang meredup. Menghadapi laga penting ini bisa disebut "Ketika Biru Pucat Bertemu Merah Pudar".

Siapa yang akan bangkit City atau MU ( Sumber foto chatGPT AI)
Siapa yang akan bangkit City atau MU ( Sumber foto chatGPT AI)
Sejarah pun ikut berbisik. Sir Alex Ferguson pernah murka, ketika Van Nistelrooy kedapatan membawa kaos biru City ke ruang ganti pada 2002. "Kalau kaos itu terlihat lagi di sini, siapa pun orangnya, ia tidak akan bermain lagi untuk MU," demikian gelegar SAF, seakan ingin menegaskan derby ini bukan sekadar pertandingan, melainkan soal marwah dan kesetiaan.

Pep Guardiola dikenal sangat detail dan menuntut pemain memahami taktik hingga ke hal terkecil. Ia sering mengubah peran alami pemain---bek bisa jadi gelandang, gelandang bisa bermain sebagai false nine. Pep mencari pemain yang cerdas secara taktis dan mampu bermain di berbagai posisi. Pendekatannya sangat instruktif dengan gaya sistem komando.

Ruben Amorim lebih fleksibel dan adaptif terhadap karakter pemainnya. Ia tetap mengedepankan struktur taktik, terutama dengan sistem tiga bek dan peran aktif wing-back, tapi memberi ruang lebih untuk improvisasi, berani memberi kepercayaan pada pemain muda sepanjang mereka disiplin dan patuhi taktik

Kini sorotan terarah ke para penjaga gawang, Donnarumma yang gagah berdiri di bawah bendera City, dan Altay Bayindir yang menggantikan Onana di benteng Red Devils. Walau tak semegah derby-derby musim lalu, pesona rivalitas dua tim dalam satu dada tetap tak pudar. Ada gengsi, ada bara, ada dua pelatih besar yang masih menyimpan ambisi, siapa sesungguhnya yang berhak menjadi nomor satu di Manchester. Is Manchester Blue or Red?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun