Rasa kantuk berat setelah makan, terutama pada saat makan di siang hari, merupakan fenomena yang biasa disebut sebagai food coma. Umumnya dianggap terjadi dikarenakan kekenyangan atau darah mengalir ke perut sehingga otak kekurangan pasokan. Namun anggapan itu tidak sepenuhnya tepat.
Rasa kantuk setelah makan bukan cuma soal perut penuh, melainkan ada mekanisme tubuh yang lebih kompleks melibatkan hormon, sistem saraf, hingga jenis makanan yang kita konsumsi.
Berikut alasan mengapa makan menyebabkan rasa kantuk dan makanan apa saja dapat memicu serta bagaimana cara mencegahnya.
Peran Sistem Saraf Tubuh Pada Saat Mengantuk Setelah Makan
Tubuh punya sistem saraf otonom yang bekerja secara otomatis dan terdiri dari dua mode utama:
- Simpatik: Aktif saat kita merasa waspada, stres, atau sedang bergerak cepat.
- Parasimpatis: Aktif saat tubuh sedang istirahat, dan mencerna makanan.
Ketika kita sedang makan, tubuh secara alami mengaktifkan sistem parasimpatis supaya bisa fokus mencerna makanan. Akibatnya, tubuh masuk ke mode “istirahat dan cerna”, sehingga kita merasa rileks dan mengantuk.
Tingginya Karbohidrat dan Lemak Pada Makanan Bisa Sebabkan Kantuk
Makanan seperti nasi putih, pasta, roti putih dan makanan manis menyebabkan lonjakan gula darah. Hal ini dapat memicu tubuh melepaskan insulin dalam jumlah besar. Insulin membantu sebagian besar asam amino masuk ke sel-sel otot, tapi tidak untuk triptofan (asam amino esensial yang membantu tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan protein, enzim, dan jaringan otot).
Akibatnya, triptofan menjadi lebih dominan di aliran darah dan masuk ke otak dengan lebih mudah, lalu diubah menjadi serotonin (zat yang mengatur berbagai fungsi tubuh seperti suasana hati, tidur, pencernaan, dan pembekuan darah), dan akhirnya menjadi melatonin yaitu zat yang memicu rasa kantuk.
Selain karbohidrat, Makanan tinggi lemak juga dapat meningkatkan rasa kantuk. Lemak dapat memicu pelepasan hormon GLP-1 (Glucagon-Like Peptide-1) dan PYY (Peptide YY), kedua hormon ini mengirim sinyal kenyang ke otak dan memperlambat proses pencernaan. Dalam situasi ini, tubuh mengaktifkan sistem parasimpatis lebih banyak, yang menyebabkan rasa kantuk yang lebih kuat setelah makan.
Faktor Lain yang Memperparah Rasa Kantuk
- Kurang tidur malam sebelumnya. Tubuh yang sudah lelah dapat lebih mudah terkena efek food coma.
- Makan dalam porsi besar dapat memperberat kerja sistem pencernaan dan memperkuat efek hormon yang sebabkan rasa kantuk.
- Jam biologis tubuh (ritme sirkadian). Antara jam 2 dan 3 siang, kita secara alami mengalami penurunan energi. Jika makan siang terjadi sekitar waktu ini, rasa kantuk jadi lebih kuat.
Cara Mencegah Rasa Kantuk Setelah Makan
Beberapa strategi yang bisa dicoba agar tetap segar setelah makan:
- Pilih jenis makanan yang lebih tepat, hindari makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh. Prioritaskan karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oatmeal, atau ubi. Tambahkan protein tanpa lemak seperti ayam, tahu, atau ikan. Makan banyak sayuran untuk mendapatkan serat.
- Atur porsi makan, jangan makan terlalu banyak sekaligus. Cobalah makan dalam porsi sedang namun berkali-kali.
- Lakukan aktivitas ringan setelah makan, berjalan santai selama 10–15 menit dapat menstabilkan gula darah dan melawan rasa kantuk.
- Tidur cukup di malam hari, tidur 7–8 jam setiap malam agar tubuh tidak cepat lelah di siang hari.
Merasa ngantuk setelah makan, juga dikenal sebagai postprandial somnolence yaitu respons alami tubuh yang mencakup sistem saraf, hormon, dan makanan yang kita makan. Bukan hanya karena kekenyangan, tetapi juga karena tubuh masuk ke mode "istirahat dan cerna".