Mohon tunggu...
Kintan Nikmatunasikah
Kintan Nikmatunasikah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manipulatif Tantrum pada Anak

24 Januari 2022   05:51 Diperbarui: 24 Januari 2022   05:53 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku tantrum adalah suatu ledakan emosi yang sangat kuat yang disertai dengan rasa marah, perilaku agresif, menangis, menjerit, menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan pada lantai ataupun tanah. Ada dua jenis tantrum yang berbeda berdasarkan emosional dan tingkah laku yang berbeda yakni tantrum kesedihan dan tantrum amarah. Tantrum amarah yaitu tantrum dengan ciri menghentakkan kaki, menendang, memukul, dan berteriak. Sedangkan tantrum kesedihan dengan ciri menangis dan terisak-isak, membanting diri dan lari menjauh. 

Perilaku tantrum biasanya terjadi pada anak yang berusia 1 hingga 4 tahun atau bahkan bisa berlanjut hingga usia 6 tahun. Pada tahap itu anak sering mengalami tantrum akibat kurang dapat mengungkapkan emosinya dengan tepat dan ingin mencari perhatian dari orang sekitar. 

Ledakan emosi anak seperti menangis, berteriak, menyakiti diri ataupun merusak lingkungan akan muncul ketika anak menginginkan sesuatu dan apabila keinginannya terwujud ia akan menghentikan perilakunya karena hal tersebut hanyalah bentuk dari pelampiasan keinginannya, hal itu disebut dengan perilaku manipulatif tantrum. 

Perilaku tantrum manipulatif dapat muncul karena faktor eksternal seperti kurang terbacanya emosi anak oleh orang tua sehingga anak dan orang tua mengalami perbedaan persepsi yang berujung pada pemberian respon yang tidak sesuai dengan keinginan anak. Selain itu, orang tua kurang memiliki kejelasan aturan atau konsekuensi dengan anak sehingga anak tidak memiliki pedoman yang kuat hal apa yang tidak diperbolehkan dan diperbolehkan. Dengan demikian pola asuh dapat menyebabkan perilaku tantrum manipulatif, sehingga perlu diperhatikan dalam pola asuh anak agar dapat mencegah timbulnya perilaku manipulatif tantrum pada anak.

Terjadinya manipulatif tantrum dapat dijelaskan dari sudut pandang filsafat aliran empirisme, pembelajaran atau stimulus-stimulus yang diberikan kepada anak adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi munculnya suatu perilaku individu. Perilaku akan muncul tergantung stimulus yang diterima, seperti halnya perilaku tantrum manipulatif. Perilaku tantrum manipulatif akan timbul apabila orang tua menggunakan pola asuh permisif. Pola asuh permisif adalah pola asuh yang memberikan kebebasan pada anak, tanpa adanya aturan-aturan yang jelas.

Referensi

Anugraheni, I. (2017). Hypnoparenting Terhadap Temper Tantrum Pada Anak Prasekolah Di Tk Islam Terpadu Bina Insani Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Dunia Keperawatan, 5(1), 21. https://doi.org/10.20527/dk.v5i1.3637

Chaplin, J. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan). In Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudaryanto, R. O. T., & Carolus. (2017). PENGANTAR FILSAFAT untuk Psikologi. PT Kanisius.

Yulia, R., Suryana, D., & Safrizal, S. (2021). Manipulatif Tantrum: Strategi untuk Mewujudkan Keinginan Anak. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 6(1), 1--10. https://doi.org/10.14421/jga.2021.61-01

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun