Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mencari Solusi untuk Pengganti Energi Fosil dengan Energi Baru Terbarukan

25 Juni 2019   17:36 Diperbarui: 25 Juni 2019   17:51 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menelaah arti penting Energi Terbarukan. gambar. koleksi Pribadi

Saat kini sudah berasa jelas perubahan keadaan terutama cuaca di Bumi ini yang cenderung memburuk kondisi serta situasinya. Situasi ini sangat dirasakan oleh semua mahluk hidup, secara awam yang kasat mata adalah Bumi ini terasa semakin panas terutama didataran rendah, sedangkan didataran tinggi di Indonesia pada suasana kegundulan hutan dilereng-lereng Gunung yang biasa sejuk cenderung dingin kini kondisi sejuknya sudah tidak terasakan.

Fenomena iklim panas berdampak pada bencana yang sering terjadi akhir-akhir ini adalah terjadinya banjir bandang, tanah longsor, Badai, angin puting beliung, gempa bumi bahkan tsunami yang kesemuanya mengakibatkan kurban jiwa serta materi yang tidak sedikit.  

Dunia semakin panas, membuat miris jika kita mau menelaah sedikit saja penyebabnya, tentunya semua tau dan merasakan apa penyebabnya. Yang membuat kita semua menjadi prihatin dan gundah adalah bagaimana keberlangsungan kehidupan anak cucu generasi penerus makluk Bumi kelaknya, jika kita terus-menerus berperilaku tak berpihak kepada Bumi Semesta seperti sekarang ini.

Penyebab rusaknya Bumi ini sangat banyak dan hampir kompak tergerogoti dari segala sudut pastinya oleh ulah manusia selain oleh alam itu sendiri. Jika kita menjabarkan dan menghitung-hitung perilaku tak adil bagi bumi disini, seolah kita hanya bertepuk sebelah tangan, karena jika protes kepada para pelaku bermodal besar, mereka hanya memicingkan sebelah mata tidak peduli.

Seperti yang disampaikan oleh Ratih Harjono Penasehat Utama Albright Stone bridge Group[ASG] untuk Asia Pasific. Pada kesempatan Work Shop bersama para Media di sebuah Hotel Bogor guna "Menelaah arti penting Energi Terbarukan di Indonesia.  

Bahwa, suhu panas di Indonesia ini sudah sangat menghawatirkan terutama di pulau Jawa. Perubahan iklim sudah terjadi sekarang ini, dengan akibat dan dampak yang ditimbulkannya.

Dampak Perubahan iklim. Gambar dari ditjenppi.menlhk.goid
Dampak Perubahan iklim. Gambar dari ditjenppi.menlhk.goid
Iklim Indonesia terdiri dari dua musim.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa di Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. dua musim itu sebelumnya siklusnya sangat tepat, sehingga para petani dan para Nelayan serta kegiatan lainya sangat menggantungkan perhitungan waktu jika petani menggantungkan musim tanam, sedangkan nelayan menggantungkan musim mencari ikan untuk mengukur angin dengan awan pekatnya dilaut dengan dua musim tersebut. 

Di bulan April - Oktober adalah musim Kemarau, sebelum terjadi pemanasan Bumi, musim Kemarau ini sering tepat.

Bulan Oktober -  April adalah musim Penghujan, bahkan ada Pameo dari Jawa kalau Desember itu singkatan dari "Gede-gedenya Sumber"  Dan itu memang benar adanya, di Bulan Desember pada waktu itu setiap hari terjadi hujan, karena hujan terus menerus, sumber air dipermukaan air tanah terisi melimpah karena air yang tercurah dengan mudah masuk kembali kedalam tanah. Tentunya sebelum pesatnya pertumbuhan  hutan beton di bumi ini.

Perubahan iklim
Sekarang ini musim sudah tidak menentu terkadang hujan sepanjang waktu melebihi enam bulan seperti yang berjalan dimasa yang lalu, kalau yang demikian halnya, akan menakutkan sekali jika  musim kemarau berkepanjangan. Iklim yang tidak menentu di Indonesia  memiliki dampak yang merugikan, penyebab timbulnya bencana alam. Perubahan tersebut disebabkan karena kerusakan Bumi dan kerusakan udara yang dipenuhi dengan kandungan molekul-molekul mengandung logam berat serta senyawa racun sebagai limbah udara yang tidak menguntungkan kesehatan pernafasan makluk penghuni Bumi.

Dampak Perubahan Iklim pada Indonesia

  • Meningkatnya permukaan air laut
  • Perubahan pada intensitas & Pola Curah Hujan yang berdampak pada panjang musim kemarau serta banyaknya curah hujan.
  • Meningkatnya suhu dipermukaan laut, diperkirakan akan kehilangan  50% dari bio-diversitas Indonesia terancam punah, salinitas laut juga akan berkurang hingga berdampak pada industri perikanan.

Dengan terjadinya pemanasan Global dan kerusakan bumi akan beresiko kekurangan air pada tahun 2025 -- 2050.

Menurut Ratih, 60 % dari emisi gas rumah kaca global berasal dari energy bahan bahan fosil.

Penyebab utama gas rumah kaca Indonesia berasal dari:

  • Deforestasi
  • Pembakaran lahan gambut
  • Penggunaan bahan bakar fosil

Turut mengkampanyekan serta memberi gambaran apakah itu Energi Baru Terbarukan. Dan Inilah yang sekarang ini sedang diperjuangkan oleh Ratih Harjono bersama para pakar lainnya di Negeri ini.

Potensi Energy Baru Terbarukan di Indonesia

dokpri
dokpri
Sesungguhnya potensi Energi di Indonesia itu sangatlah besar, bisa dikatakan sebagai lumbung Energi. Jika ingin beralih dari energi fosil ke Energi Baru Terbarukan[EBT], hasilnya terhadap lingkungan juga akan lebih baik, lebih ramah lingkungan karena mengurangi resiko kerusakan alam.

Sebenarnya dalam hal energi baru terbarukan ini sudah banyak kelompok bahkan usaha besar sudah banyak melakukan pada Lokasi masing-masing masyarakat terpisah dalam melakukan percobaan, sesuai lokasi energi pembangkitnya dan hanya memenuhi kebutuhan di lingkup kecil..

Penemuan Energi yang tidak menggunakan bahan fosil, memanfaatkan energy dari alam sekitar manusia tetapi tidak merusak alam itu sendiri. Dapat digunakan sebagai tanaga penggerak turbin yang dapat merubah energi menjadi pembangkit listrik dengan skala besar maupun kecil tergantung dari bahan yang ada. Mereka membuat percobaan-percobaan secara mandiri. Namun demikian entah terkendala dengan apa, percobaan tersebut kurang diperjuangkan secara masiv & serius, ujung-ujungnya mangkrak. 

Ini yang terjadi pada masyarakat menengah kebawah, mereka cerdas memikirkan sumber energi yang diambil dari sampah ataupun kotoran sapi, setelah dipermentasi timbul gas dan panas yang menjadi energy sebagai pembangkit listrik dalam skala sangat kecil. Tetapi banyak juga perusahaan besar maupun institusi Pemerintah yang sudah mencoba menggunakan EBT.

Indonesia kaya dengan energy. Wilayah Indonesia merupakan Lumbung Energi | Gambar oleh Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto
Indonesia kaya dengan energy. Wilayah Indonesia merupakan Lumbung Energi | Gambar oleh Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto
 Posisi Indonesia menyediakan potensi EBT yang berlimpah, boleh dibilang sebagai lumbung energi, Antara lain,
  • Pembangkit Tenaga Air[PLTA]
  • Pembangkit Tenaga Surya[PLTS]
  • Energi Panas Bumi
  • Energi Angin[PLTA]
  • Bio Energi
  • Energi Laut

Pada sekarang ini untuk mendapatkan bahan Energi Fosil tingkat kesulitanya cukup tinggi, maka dari itu harganya semakin membubung tinggi, keperolehanya untuk mendapatkannya harus menggali dikedalaman bumi, entah itu dikedalaman gunung maupun dikedalaman laut, tentunya dengan biaya yang tidak sedikit. Keberadaannya juga semakin menipis.

Apa itu Energi Baru Terbarukan? [EBT]
Penjelasan secara singkatnya adalah, energi yang tdak tegantung dengan energi fosil, misalnya minyak, batubara dan gas bumi lalu mulai menggunakan Energi alternatif yang banyak berada disekitar kita, seperti air, uap, panas bumi, angin kemungkinan besar nantinya sampah juga akan dapat dijadikan sebagai bahan Energi, tinggal bagaimana penemuannya kelak.

Energy fosil dan energi baru transformasinya mirip-mirip hampir sama dengan Energi fosil. Mengapa energi baru dan terbarukan? Menjadikan gambaran bahwa energi itu dibutuhkannya tidak lagi  stasionnary satu tampat, tetapi lebih flaxibel tersebar dimana-mana. Kebutuhan infrastruktur utama disuplay dari pasokan atau sumber yang besar dihubungkan antar jaringan penggunaanya.

Kontribusi EBT di Indonesia

Kontribusi EBT di Indonesia. Sumber foto oleh Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto
Kontribusi EBT di Indonesia. Sumber foto oleh Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto
Saat ini pemanfaatan EBT di Indonesia masih didominasi oleh PLTA. Kemudian diikuti oleh biomassa, panas bumi dan biodiesel.PLTS belum bisa berkembangoptimal, selain maslah operasional sistem PLTS juga masih terbentur dengan besarnya investasi penyimpanan energi dalam bentuk baterai. PLT Bayu sulit berkembang di Indonesia mengingat untuk willayah khatulistiwa potensi angin tidak stabil.(sumber dari Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto kepala B2TKE pada BPPT)

Gambar dan data dari Dr. Muhammad Mustafa Sarinanto kepala B2TKE pada BPPT.

-Ngesti Setyo Moerni

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun