Mohon tunggu...
Jennifer. K
Jennifer. K Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya adalah seorang siswi yang duduk di bangku 1 SMA

Saya adalah founder dari organisasi lingkungan alam, Beyond the Shown

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masyarakat dan Penyimpangan

28 Februari 2023   09:35 Diperbarui: 28 Februari 2023   09:52 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tindakan atau kasus kejahatan sudah menjadi hal yang umum terjadi. Buktinya, World Prison Brief mencatat jumlah narapidana di Indonesia sudah mencapai 249 ribu di tahun 2020. Beberapa contohnya adalah pembunuhan, penggunaan narkoba, korupsi, dan lain-lain. Dalam sosiologi, kita mengenal tindakan menyimpang seperti tadi dengan penyimpangan sosial.

Penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Robert K. Merton mengidentifikasikan lima cara adaptasi terhadap sebuah situasi. Uniknya, empat dari lima cara tersebut adalah perilaku menyimpang.

Yang pertama adalah konformitas. Di sini, seseorang akan mengikuti cara dan tujuan yang ditetapkan dalam masyarakat. Kemudian masuklah empat cara yang menyimpang lainnya.  Empat cara tersebut mencakup inovasi, ritualisme, retretisme, dan pemberontakan.

Inovasi adalah ketika seseorang mengikuti tujuan yang sudah ditetapkan dengan cara yang salah. Sedangkan, ritualisme adalah situasi di mana seseorang hanya mengikuti cara yang dilakukan masyarakat tanpa melihat tujuannya. Retretisme menjadi adaptasi yang mencakup invoasi dan ritualisme. Dalam retretisme, cara dan tujuan sama-sama ditinggalkan.

Terakhir, pemberontakan adalah ketika seseorang berupaya menciptakan struktur sosial yang baru. Ini bisa terjadi karena struktur sosial yang sudah ada tidak disetujui individu tersebut. Hal ini bisa dilihat pada peristiwa demonstrasi mahasiswa tahun 1998.

Untuk mencegah penyimpangan sosial, sosialisasi dapat dilakukan. Sosialisasi merupakan proses pengenalan seseorang akan budaya yang ada di masyarakat. Umumnya, sosialisasi dilakukan oleh agen-agen sosialisasi. Agen sosialisasi adalah; keluarga, teman sebaya, sekolah, dan media massa.

Keluarga menjadi agen sosialisasi primer karena sudah ada sejak masa awal kehidupan seseorang. Pola perilaku dan sifat seseorang bisa tercipta melalui interaksi dengan keluarga. Perlu diingat bahwa keluarga luas seperti; kakek, nenek, paman, dan bibi, juga termasuk dalam agen sosialisasi keluarga.

Ketika seorang anak sudah mampu berinteraksi dengan teman sebayanya, Ia akan memasukki game stage. Saat inilah anak tersebut akan mempelajari peran serta kesetaraan setiap orang, nilai-nilai keadilan, toleransi, dan solidaritas.

Selanjutnya, pendidikan seorang anak juga sangat berpengaruh pada kepribadiannya. Selain ilmu pengetahuan, perkembangan intelektual seorang anak juga dikembangkan. Seorang anak akan diajarkan tentang tata tertib, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Bahkan, Robert Dreeben menyatakan bahwa anak sebaiknya mengerjakan tugas sekolahnya sendiri, agar kemudian bisa tumbuh mandiri.

Media massa adalah agen terakhir dalam sosialisasi. Media massa adalah sarana komunikasi dan rekreasi yang audiensnya banyak. Contohnya ada radio, majalah, film, dan lain-lain. Apa yang dikonsumsi dari media oleh seorang anak bisa berkembang menjadi nilai yang baik maupun penyimpangan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun