Mohon tunggu...
Kiko Kawari
Kiko Kawari Mohon Tunggu... Lainnya - Kikokawari

Bla bla bla

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kota Pelajar dan Pudarnya Rasa Aman

13 Desember 2018   18:18 Diperbarui: 13 Desember 2018   18:31 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: fisaltimeline.blogspot.com

Rasa aman adalah hak bagi setiap individu.

Yogyakarta yang dikenal luas sebagai kota pelajar, kota pendidikan, dan kota yang ramah kini mulai dipertanyakan lagi. Pasalnya, oknum telah membuat resah warga Yogyakarta (yang dimaksudkan adalah orang-orang yang menetap di Yogyakarta baik dalam waktu singkat atau waktu lama).

Kejahatan yang kembali meresahkan warga akhir-akhir ini ialah klitih. Perbincangan tentang klitih mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga warga Yogya karena sudah beberapa bulan setelah gencarnya aparat menangkapi pelaku klitih, dan kini klitih muncul kembali.

Berita terkini menyebutkan bahwa di Sayegan dua orang pemuda tewas (7/12/2018). Tewasnya dua pemuda ini, AF (20) dan RT (17) ini ditenggarai aksi mereka saat setelah memecahkan kaca sebuah pikup ber nopol R 1913 VE yang melintasi di daerah Mlati. Sopir pikup, Nur (34), mengaku tidak sengaja menabrak kedua pengendara karena motor mereka tiba-tiba memelan saat melintasi jalan Mlati. Menurutnya pula sebelum itu mereka memecahkan kaca mobil yang dikendarainya. Polisi masih menyelidiki kasus ini yang ditenggarai isu klitih.

Kasus klitih kerap kali terdengar di seputaran wilayah Yogya, tersebar dan tidak dapat dikerucutkan wilayah tertentu saja.

Teman saya, salah seorang mahasiswa UGM, menjadi korban klitih ketika hendak pulan ke rumahnya di daerah Kulon Progo. Teman saya yang berinisial FDR (25) saat itu pada pukul empat pagi melintasi jalan layang Jombor. Hal ini telah biasa ia lakukan, yakni pulang menjelang subuh pada akhir pekan untuk liburan di rumah.

Akan tetapi, nahas ketika ia melintasi jembatan layang dipertengahan jalan saat hendak menuruni jembatan, ada dua pemuda memepetnya lalu berusaha membacoknya. Sontak ia kaget bukan main dan berusaha melawan. Beruntung dirinya masih diberi keselamatan walau lengannya terluka dan terpaksa dibawa ke rumah sakit terdekat dibantu oleh warga yang melintas. Luka sayat tidak terlalu besar dibandingkan dengan luka psikologis yang menimpa FDR, tentunya dapat meninggalkan trauma yang mendalam untuk teman saya tersebut.

Kejadian serupa juga pernah terjadi menimpa salah satu mahasiswa UGM saat melintas di sekitaran Sarjito menjelang pukul sepuluh malam. Menurut kabar yang beredar, saat itu terdapat beberapa motor yang bergerombol dan memepet motor korban lalu melakukan pembacokan. Korban masih selamat, tetapi luka traumatis yang dihasilkan tidak lekas kering.

Kejadian-kejadian itu membuat warga Yogya resah akan keamanan dan keselamatan di eilayah Yogya. Rasa aman sedang tidak bersahabat dan membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat dari polisi dan jajarannya.

Polisi harus menindak tegas pelaku, memberikan penyuluhan agar tidak mengulang prilaku serupa yang dapat membahayakan siapa saja yang kebetulan sedang melintas di jalan-jalan sekitaran Yogya.

Foto: Bambang Soepijanto
Foto: Bambang Soepijanto
Masyarakat dan aparatur negara sudah selayaknya saling bersinergi memberantas tindak kriminalitas agar tercipta kemanan dan kenyamanan bagi warga Yogyakarta. Sinergi inilah yang hendak dibangun dan dibudayakan oleh salah satu calon DPD RI Dapil DIY, Bambang Soepijanto yang memang mengupayakan Yogya menajdi wilayah aman dan nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun