Mohon tunggu...
Kiki Ramdhani
Kiki Ramdhani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Berkah kah rezekimu

14 Mei 2017   21:14 Diperbarui: 14 Mei 2017   23:26 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kita pasti tidak asing dengan kata “jual beli” atau dalam bahasa arab disebut “ba’i”. Jual beli menurut pengertian fikih adalah menukar suatu barang dengan barang lain dengan rukun dan syarat tertentu. Dan yang berperan dalam jual beli salah satunya adalah pasar, dimana, pasar adalah tempat bertemunya dan bertransaksi antara penjual dan pembeli. Di dalam pasar tersebut tentunya ada aturan-aturan atau mekanisme pasar yang telah diatur dalam Al-qur’an dan hadist. Dan berikut adalah salah satu contoh hadist yg menjelaskan mekanisme pasar.

عَنْ َأَبِي قَتَادَةَ الاَنْصَارِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِيَّاكُمْ وَكَثْرَةَ اْلحَلِفِ فِى الْبَيْعِ فَإِنَّهُ يُنَفِّقُ ثُمَّ يَمْحَقُ (رواه مسلم)                                                                                                                                      

            Artinya: Dari Qotadah al-Anshori RA bahwa ia mendengar Rasul SAW bersabda: “hindari banyak bersumpah dalam berbisnis (jual beli), karena sesungguhnya yang demikian itu bisa laku terjual kemudian terhapus (keberkahannya)” (HR Muslim).

Pada hadist diatas kita dilarang untuk bersumpah dalam berjual beli, konteks bersumpah pada hadist ini hanyalah agar menarik konsumen dan menjadikan konsumen lebih percaya terhadap barang yang dijual. Seperti yang kita ketahui di pasar para penjual bersumpah barang dagangan nya adalah kualitas terbaik tetapi kenyataannya barang tersebut dicampuri dengan yang kualitas buruk, praktek inilah yang akan menghapus keberkahan rezeki yang didapatnya. Dan para pedagang ini termasuk dalam ciri-ciri orang munafik seperti dalam hadist.

اَيَةُ الْمُنَافِقُ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخَلَفَ  وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ                                                                    

            Artinya : tanda-tanda orang munafik itu ada tiga jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat. (HR Bukhari)

            Islam sangat menganjurkan supaya berniaga secara sehat dan melarang berniaga secara bathil seperti dalam Al-qur’an surat An-Nisa’ ayat 29

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّاأَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضِ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ  اِنَّ اللهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا                                                                                                                                                

            Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya ALLAH adalah Maha Penyayang kepadamu (QS. An-Nisa’ :29)

            Dalam ayat tersebut sudah jelas larangan berniaga atau jual beli secara bathil. Dan islam menganjurkan supaya kita berniaga secara jujur,adil,dan amanah. Berikut adalah praktek-praktek dalam jual beli yang dilarang dalam islam :

  • Tallaqi rukbanpedagang yang menyongsong di pinggir kota mendapat keuntungan dari ketidaktahuan dari kampung akan harga yang berlaku di kota sehingga menimbulkan pasar yang tidak kompetitif.
  • Mengurangi timbangan
  • Menyembunyikan barang yang cacat dan penjual memberikan harga seperti barang kualitas bagus
  • Menukar kurma kering dengan kurma basah,ini akan mempengaruhi timbangan nya
  • Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang, dilarang karena harganya berbeda.
  • Transaksi najasypenjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.
  • Ikhtibarmengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi
  • Ghaban faa-hisy(besar) menjual diatas harga pasar.
  • Praktek-praktek diatas dilarang oleh islam karena akan merugikan orang lain dan akan merusak harga dan nama baik penjual yang jujur. Jadi jauhilah praktek tersebut agar kita mendapatkan rezeki yang halal dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT supaya harta yang kita punya berguna di dunia dan di akhirat kelak dan kita terhindar dari laknat Allah SWT.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun