Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sikap Lebih Penting dari Kepandaian

20 Juni 2021   20:38 Diperbarui: 20 Juni 2021   21:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjadi profesional yang baik tidak mudah.Kamu dituntut untuk bisa memuaskan atasan, rekan kerja, dan pelanggan dengan baik. Kamu juga harus mampu meningkatkan kinerjamu dan kinerja perusahaan. Kamu mungkin tidak mendapat pelajaran menjadi profesional selama kuliah di perguruan tinggi.

Kamupun bertanya-tanya, apa yang dimaksud profesional itu? Orang yang berpendidikan tinggi belum tentu mampu bekerja secara profesional. Hasil kerja, sikap, dan etika, mempengaruhi tingkat profesionalisme.

Yang pemting kamu berkemauan untuk menjadi profesional. Berpikir ke arah profesionalisme sudah merupakan langkah awal yang positif. Jangan sampai karena kamu ingin mengembangkan sikap profesional lalu tidak memperhatikan norma di lingkungan sekitar. Dengan menjadi profesional lamgkah dan sikap menjadi terkendali, disiplin, dan yang paling utama menghargai hasil karya orang lain. Tak seorangpun mau menghargai hasil karyamu, kalau kamu tidak menghargai hasil karya orang lain.

Semoga tips-tips berikut dapat membantumu menjadi profesional :

1). Disiplin adalah faktor utama dalam karier dan pekerjaanmu. Apapun profesi seseorang, kalau tidak disiplin hasil yang didapat tidak optimal dan tidak mencapai target. Kamu bisa memulai berdisiplin dari rumah atau lingkungan sekitarmu, sehingga kalau sudah terbiasa dengan sendirinya kedisiplinan itu akan terbawa sampai ke lingkungan kerjamu. Coba perhatikan, apakah pola baru yang kamu lakukan ini membawa hasil atau kesan baik pada rekan kerja atau atasanmu? Mereka akan senang dan merasa puas melihat hasil kerja yang bersumber dari kedisiplinanmu.

Disiplin juga mencakup waktu atau jadwal yang kamu miliki. Kamu harus benar-benar mencermati bila jadwal kerjamu sangat padat. Bila kamu berniat menjumpai nasabah atau mitra bisnis, usahakan on time (tepat waktu) atau bahkan kalau bisa  datanglah sebelum waktu yang dijadwalkan. Mitra kerja atau nasabahmu akan memberi kesan positif dan akan senang hati membuat janji lagi denganmu. Kesan baik ini sudah merupakan langkah awal menuju profesionalisme.

2). Jujur adalah sesuatu yang langka di era milenial ini. Jujur pada diri sendiri saja sudah sulit, apa lagi jujur dalam bekerja, di mana atasan akan langsung menilai hasil kerjamu. Bayangkan kalau ada segelintir karyawan tidak jujur di suatu perusahaan. Apa lagi kalau dia menduduki posisi penting di perusahaan, misalnya manajer keuangan, ketidakjujurannya akan berdampak buruk bagi perusahaan. Perusahaan bisa bangkrut sebab keuangannya dikelola oleh manajer yang tidak jujur. Atasan akan sangat senang dan sangat menghargai karyawan yang jujur karena akan mempemgaruhi kinerja perusahaan.

3). Bertanggung jawab selalu terhadap segala pekerjaanmu. Bayangkan apa yang terjadi bila karyawan tidak mempunyai tanggung jawab terhadap hasil kerjanya. Jangan pernah melempar tanggung jawab kepada orang lain tanpa alasan yang tepat.

Walaupun kamu bekerja dalam satu tim kerja, di mana kamu dituntut untuk saling berkoordinasi dan bekerja sama dengan baik, bukan berarti kamu bisa seenaknya mengalihkan tugasmu kepada rekan satu tim. Kamu tidak boleh tinggal terima hasilnya, tanpa ikut andil di dalamnya. Hasil kerja satu tim tanggung jawab bersama atau minimal team leadernya. Kecuali kalau tugas itu dibebankan kepadamu saja. Kamulah yang bertanggung jawab penuh terhadap hasil kerjanya.

4). Kreatif. Ide dan kreativitas sangat mahal harganya. Sesuatu yang membanggakan kalau ide-idemu menjadi bahan acuan perusahaan. Berarti kamu berperan penting terhadap kemajuan perusahaan. Yang perlu diperhatikan, berikan ide variatif, tidak monoton atau membosankan. Kamu bisa mengajukan ide-ide kepada atasan dan mintalah pendapatnya. Tetapi tidak perlu berlebihan menerima kebanggaan ini.  Sikap low profile merupakan salah satu kiat agar kamu bersikap profesional.

5). Mau menerima kritik. Manusia bukan makhluk yang sempurna. Meskipun kamu sudah berusaha semaksimal mungkin, ada saja kekurangan di sana sini dalam pekerjaanmu sehari-hari. Ada saja hal-hal yang perlu kamu perbaiki dan sempurnakan. Kalau kamu mendapat kritik dari rekan kerja atau atasan, sebaiknya terimalah kritik tersebut dengan lapang dada. Suatu saat kamupun sengaja atau tidak sengaja akan mengkritik rekan kerjamu. Anggap saja kritik itu sebagai input atau masukan untukmu agar kamu lebih baik lagi dalam menjalankan tugas. Kamu tidak perlu tersinggung bila mendapat kritik, selama kritik itu membangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun