Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyongsong Kesendirian Melawan Pemikiran Mayoritas

16 April 2022   01:57 Diperbarui: 16 April 2022   02:16 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa demikian, karena para elite organisasi yang sedang berkuasa ini merasa tidak percaya diri dengan kapasitas intelektualnya, karena sadar diri dengan prestasi yang diraihnya selama memimpin organisasi, dilakukan dengan kecurangan-kecurangan tertentu.

Setidaknya, eksistensinya telah mengelabuhi pandangan umum yang terlanjur simpati, bahkan ditafsirkan para kolega mitra kerjanya maupun masyarakat umum dengan penilaian luar biasa karena kecakapan dan keberhasilannya dalam memimpin organisasinya.

Sedangkan untuk anggota organisasi yang dimobilisasi, ada yang dengan sadar atau terpaksa mendukung ajakan pimpinan organisasi dengan cara curang demi kepentingan pimpinannnya. Kesediaan anggota tersebut karena masih dalam tahap Kebutuhan Fisiologis (level 1) semata.

Kekuasaan memang merupakan kewenangan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang sedang menjalankan suatu hal. Kekuasaan ini bisa meliputi berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan lain sebagainya.

Dalam KBBI disebutkan jika kekuasaan merupakan kemampuan individu atau sekelompok orang untuk menguasai individu atau kelompok lainnya yang didasarkan pada wibawa, wewenang, kharisma atau kekuatan fisik.

Kuasa dalam kekuasaan itu memang nikmat, meski sesaat. Kemewahan yang dirasakan setiap detiknya, bisa mempengaruhi etika bertindak menyimpang dari kesantunan, hingga pada akhirnya mampu mempengaruhi nalar dan rasionalitas dalam berfikir dan bertindak seseorang.

Mereka telah merasakan nikmatnya mendapat penghormatan, memperoleh fasilitas lebih, terkadang bisa menitip suatu hal demi kepentingan urusan keluarga, atau berbagai kemudahan atas nama previlege (hak istimewa) sebagai pimpinan.


Siapa sebenarnya yang membuat prilaku seorang pemimpin menjadi demikian? Ditengarai ada 2 (dua), pertama dirinya sendiri karena tabiatnya, dan kedua, lingkaran orang terdekat atau para staf organisasi agar bisa tetap merasa aman dengan status dan kedudukan jabatannya.

Apakah tindakan mereka salah? Dalam realitas politik, prilaku itu mendapat legitimasi teori politik yang dikaji Max Weber, seorang ahli politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap salah satu pendiri awal dari Ilmu Sosiologi dan Administrasi negara modern.

Max Weber mendefinisikan kekuasaan atau power sebagai peluang atau sarana bagi seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan sekalipun harus menghadapi perlawanan dari orang lain dalam hubungan sosialnya.

Sedangkan Miriam Budiardjo dalam buku Pengantar Ilmu Politik (2015), kekuasaan merupakan kemampuan individu atau sekelompok orang untuk mempengaruhi perilaku individu atau kelompok lainnya sesuai dengan yang diinginkan.

Jika menggabungkan definisi dari kedua pakar politik di atas, maka tafsir kata kuncinya bisa berarti "prilaku terencana untuk memuaskan ego/kepentingan pribadi dan atau faksinya demi membangun eksistensi diri dengan cara yang diyakini benar secara subyektif".

Sebagai organisatoris, ketika menjalani dan berupaya menjaga harmoni interaksi antar anggota dan pimpinannya, tentu menghadapi berbagai masalah, drama, hingga permainan emosional jiwa pelaku, semata untuk menjaga ruh organisasi tetap terjaga sesuai cita-cita dan visi-misi ideal organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun