Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pandemi Covid-19: Revitalisasi atau Membangun Peradaban Baru?

27 Februari 2021   02:31 Diperbarui: 5 Mei 2021   01:02 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setidaknya, peluang menghidupkan kembali peradaban dengan mengoptimalkan potensi pada sektor pertanian dan potensi hasil laut menjadi pilihan, tentu dengan membangun kembali puing-puing tradisi para leluhurnya yang sudah lama ditinggalkan.

Tradisi bercocok tanam padi, menggarap kembali lahan kebun, merupakan alternatif pekerjaan yang menjanjikan saat ini. Tidak ada lagi hambatan soal sarana jalan dan transportasi, bahkan kebutuhan air relatif cukup dengan pembangunan bendungan baru.

Bahkan, jika jeli menilik wajah ibukota kecamatan saat ini, tampak ada perubahan sangat signifikan dengan hadirnya para enterprenuer muda berbekal bangunan gerai minimalisnya. Semuanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi atau keluarganya.

"Tentu beda dengan warga bangsa yang tercipta melalui proses kesepakatan dengan ragam budaya bawaannya yang hiterogen. Pilihannya tentu lebih relevan dengan cara hijrah prilaku membangun peradaban baru"

Misalnya bagi masyarakat Amerika, khususnya Amerika Serikat dan Eropa yang sejauh ini disatukan oleh bahasa, budaya, dan agama dapat diklasifikasikan sebagai satu peradaban, yakni peradaban barat.

Tafsirnya relevan dengan pandangan Samuel Phillips Huntington, seorang ilmuwan dan guru besar ilmu politik di Universitas Harvard, bahwa peradaban adalah sebuah identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi,maupun melalui identifikasi diri yang subjektif.

Setidaknya kedua negara bangsa-bangsa ini akan dipaksa situasi dengan pilihan "Membangun Peradaban Baru" terkait dampak pandemic Covid-19, dengan mendefinisikan ulang nilai peradaban modern yang telah diagung-agungkan kehebatan dan keunggulannya selama ini.

Dengan demikian, scenario global membangun peradaban baru menjadi kebutuhan mendesak, meski pencapaiannya perlu waktu relative lama, karena dipengaruhi determinisme budaya yang melatari sebagai keharusan yang tak terelakkan.

Salam, .....

Bahan bacaan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun