Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Content Strategist

Penikmati cerita (story) di berbagai platform • Suka menulis kreatif (creative writing) tema gaya hidup (lifestyle) dengan gaya (style) storytelling • Senang membantu klien membangun brand story • Personal advisor/consultant strategi konten untuk branding dan marketing • Ngeronda di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Superman": Krisis Akamsi, Over-humanisasi, dan Beban Industri

25 Juli 2025   03:34 Diperbarui: 25 Juli 2025   04:10 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Superman dan Krypto di "rumah" mereka (Sumber: IMDb)

Superman yang mengenaskan menjadi gambaran dalam film Superman (Sumber: IMDb)
Superman yang mengenaskan menjadi gambaran dalam film Superman (Sumber: IMDb)

Film Superman dan Beban Industri

SAYA menaruh curiga, over-humanisasi Superman dilakukan atas nama beban industri. Beban ini cukup besar dan berat baginya untuk menggeret DC Universe (DCU) menuju sukses yang diimpikan. Setidaknya, mampu mengiringi setiap langkah Marvel Cinematic Universe (MCU).

Dengan alasan ini, Superman berbagi panggung dengan Justice Gang, yakni Green Lantern, Hawkgirl, Mister Terrific, dan Rex Mason. Serta, memperkenalkan Krypto the Superdog dan Supergirl (Kara Zor-El) yang nongol kameo di ujung film.

Superman berbagi panggung dengan Justice Gang (Sumber: IMDb)
Superman berbagi panggung dengan Justice Gang (Sumber: IMDb)

Itu sebabnya beragam potensi super Superman tidak juga dieksplorasi. Sebagai misal, penglihatan super yang memungkinkan Superman mengaktifkan x-ray vision, heat vision, dan penglihatan teleskopik. Tragisnya, malah tokoh antagonis yang menggunakan "pandangan mata" ini untuk menyerangnya.

Sekadar catatan untuk mengakhiri tulisan, saya menggunakan kesempatan ini untuk menyoroti minimnya porsi kehidupan Superman sebagai Clark Kent. Alih-alih over-humanisasi di banyak scene lain, bukankah ini peluang besar untuk membangun sisi humanis si metahuman?

Saya pun gagal meraih kharisma Lois Lane (Rachel Brosnahan). Bahkan adegan terakhir Superman berduaan dengan Lois, terasa "kodian". Ayolah, James, Anda pasti bisa membuat adegan yang jauh lebih ikonik dan memorable. (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun