Film Superman dan Beban Industri
SAYA menaruh curiga, over-humanisasi Superman dilakukan atas nama beban industri. Beban ini cukup besar dan berat baginya untuk menggeret DC Universe (DCU) menuju sukses yang diimpikan. Setidaknya, mampu mengiringi setiap langkah Marvel Cinematic Universe (MCU).
Dengan alasan ini, Superman berbagi panggung dengan Justice Gang, yakni Green Lantern, Hawkgirl, Mister Terrific, dan Rex Mason. Serta, memperkenalkan Krypto the Superdog dan Supergirl (Kara Zor-El) yang nongol kameo di ujung film.
Itu sebabnya beragam potensi super Superman tidak juga dieksplorasi. Sebagai misal, penglihatan super yang memungkinkan Superman mengaktifkan x-ray vision, heat vision, dan penglihatan teleskopik. Tragisnya, malah tokoh antagonis yang menggunakan "pandangan mata" ini untuk menyerangnya.
Sekadar catatan untuk mengakhiri tulisan, saya menggunakan kesempatan ini untuk menyoroti minimnya porsi kehidupan Superman sebagai Clark Kent. Alih-alih over-humanisasi di banyak scene lain, bukankah ini peluang besar untuk membangun sisi humanis si metahuman?
Saya pun gagal meraih kharisma Lois Lane (Rachel Brosnahan). Bahkan adegan terakhir Superman berduaan dengan Lois, terasa "kodian". Ayolah, James, Anda pasti bisa membuat adegan yang jauh lebih ikonik dan memorable. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI