Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Content Strategist

Penikmati cerita (story) di berbagai platform • Suka menulis kreatif (creative writing) tema gaya hidup (lifestyle) dengan gaya (style) storytelling • Senang membantu klien membangun brand story • Personal advisor/consultant strategi konten untuk branding dan marketing • Ngeronda di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Superman": Krisis Akamsi, Over-humanisasi, dan Beban Industri

25 Juli 2025   03:34 Diperbarui: 25 Juli 2025   04:10 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Superman dan Krypto di "rumah" mereka (Sumber: IMDb)

Superman tak lagi sosok yang amat super. Dia menjelma menjadi pria yang "rapuh" dalam konteks definisi metahuman. Titik lemahnya bukan hanya pada Kryptonite---batu kristal berwarna hijau, hasil dari dari puing-puing planet Krypton yang memancarkan radiasi berbahaya bagi Kryptonian.

James Gunn menambahkan (1) jurus berkelahi ampuh dalam melawan Superman ala Lex Luthor; (2) Ultraman, sosok hasil kloningan Superman menggunakan DNA Kal-El; dan (3) The Engineer, villain dengan tubuh berteknologi nanites.

Selain ketiga karakter tersebut yang dikreasi pihak Lex Luthor, dibangun pula titik lemah keempat. Mungkin agar related dengan isu kesehatan mental yang merebak pasca pandemi Covid-19, maka Superman pun mengalami krisis identitas berkenaan dengan status Akamsi (Anak Kampung Sini).

Untuk mengatasi kelemahan keempat yang diwarnai overthinking ini, Superman pun butuh healing ke Smallville. Ini adalah nama kampung halaman (home town), kota kecil tempat Kal-El dibesarkan di bumi. Letaknya di negara bagian Kansas, Amerika Serikat.

Di Smallville, Superman mencari "kesembuhan" mental di rumah masa dia bertumbuh. Pasangan petani Jonathan dan Martha Kent adalah orangtua bumi yang membesarkan bayi Kal-El hingga dewasa sebagai Clark Kent.

Kevin Costner sebagai Jonathan Kent, ayah Superman dalam film Man of Steel (Sumber: IMDb)
Kevin Costner sebagai Jonathan Kent, ayah Superman dalam film Man of Steel (Sumber: IMDb)

Pada momen pulkam ini, naluri saya kembali bergetar janggal. Bukan tentang sosok sang ayah (Jonathan Kent) yang tidak seganteng Kevin Costner di film Man of Steel. Bukan pula tentang postur tubuh Pruitt Taylor Vince yang kurang gagah.

Sinyal janggal itu berkenaan dengan tipe kepribadian sang ayah yang terekspresi di layar dan ditegaskan melalui pernyataan sang ibu. Alhasil, saya pun bertanya-tanya, dari siapa Clark Kent belajar fatherhood? Memangnya dari sang ibu?

Plus, sekadar tambahan perasaan geli saat melihat tingkah pola redaksi Daily Planet yang dipaksakan jumlah timnya. Dan, uhui! Mereka melakukan liputan lapangan langsung menggunakan transportasi "masa depan" tanpa tutorial yang memadai.

Pada intinya, tanpa bermaksud spoiler, begitulah yang diracik skenario yang juga ditulis oleh James Gunn. Membangun kesan bahwa karakter Superman mengalami over-humanisasi---berlebihan dalam memanusiakan sesuatu.

Tidak terelakkan, dalam persepsi saya Superman menjadi sosok yang mirip judul kumpulan puisi Natasha Rizky, "Kamu Tidak Istimewa". Sementara deritanya yang mengenaskan, tidak jauh dari judul kumpulan puisi Chairil Anwar, "Yang Terhempas dan Yang Putus".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun