Andaikan kita menyetujui kitab yang diperkirakan ditulis antara abad ke-10 SM hingga abad ke-3 SM ini sebagai karya Raja Salomo, maka kitab ini melengkapi dua buah pena lainnya dari sosok yang digambarkan sebagai raja yang "penuh hikmat".
Kedua kitab yang melengkapi Song of Songs ini adalah kitab Proverbs dan kitab Ecclesiastes. Jika mencoba memahami posisi ketiga kitab ini dalam struktur, maka diperoleh premis menarik terkait tahapan kehidupan manusia.
Proverbs (Amsal) terkait dengan masa muda dan periode pembelajaran. Song of Songs berbicara tentang masa muda dan cinta. Dan Ecclesiastes (Pengkhotbah) berkenaan dengan periode masa tua dan refleksi atas kehidupan.
Kronologi ketiganya memberi tahu kita bahwa metafora "cinta kuat seperti maut" berbicara tentang sebuah kekuatan dahsyat yang sedang membara di periode usia muda manusia.
Untuk melengkapi konteks, dalam budaya di masa lampau, maut atau kematian dipandang sebagai "kekuatan absolut yang tak terhindarkan" oleh manusia.
Menggunakan narasi lain, cinta itu tak terelakkan seperti kematian; cinta itu tak terkalahkan dan tak dapat dilawan sebab dia sekuat kematian; dan cinta dapat menundukkan manusia dalam totalitasnya.
Film Sore: Istri dari Masa Depan dan Aplikasi "Cinta Kuat Seperti Maut"
BERSANDAR pada pemahaman akan metafora "cinta kuat seperti maut", kita akan sangat terbantu memahami bagaimana Sheila Dara memainkan tokoh karakter Sore yang dikreasi melalui cerita yang dibangun Yandy Laurens.
Selaku penulis skenario, Yandy Laurens membagi cerita film melalui Point of View (PoV). Dalam asumsi pencerita fiksi pada umumnya, cara ini tidak menimbulkan kesulitan apabila digunakan dalam medium cetak semisal novel. Namun, berisiko untuk medium film layar lebar.
Namun pilihan Yandy ini, dalam eksekusi alih wahana, ternyata "jalan" dan berhasil dengan (sangat) baik. Inilah panggung bagi eksplorasi karakter Sore secara habis-habisan dalam mendistribusikan premis "cinta kuat seperti maut".
Sesuai perkiraan Yandy selaku sutradara yang dituturkannya dalam sebuah siniar (podcast). Penonton dalam screening terbatas, ungkapnya, dibuat terhenyak. Bahkan menonton dengan cara duduk yang berubah---menggeser maju tubuhnya.