Kesehatan adalah formula kedua, penopang penting setelah pendidikan. Pepatah lama berkata, "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat." Kita boleh cerdas, ber-IQ tinggi, bahkan menguasai banyak ilmu pengetahuan, tetapi tanpa tubuh yang sehat, langkah menuju kesuksesan akan terhambat.
Memiliki tubuh sehat adalah anugerah sekaligus privilege besar bagi manusia modern. Sayangnya, justru banyak pemuda hari ini yang terjebak pola hidup tidak sehat. Data WHO menunjukkan bahwa lebih banyak orang meninggal akibat minum Coca-cola dibandingkan karena perang. Pada tahun 2010, misalnya, terorisme menewaskan sekitar 7.696 jiwa di seluruh dunia, sementara obesitas dan penyakit terkait pola makan telah merenggut hampir 3 juta jiwa. Fakta ini membuktikan bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi bisa lebih berbahaya daripada peluru di medan perang.
Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, tinggi kolesterol, dan minuman bergula menjadi ancaman nyata. Lemak yang menumpuk dalam tubuh perlahan menyumbat pembuluh darah, menyebabkan gagal jantung, dan melemahkan generasi muda. Bagaimana mungkin pemuda bisa memimpin perubahan bila tubuhnya rapuh oleh gaya hidup tiak sehat?
Kesehatan harus menjadi kesadaran kolektif, bukan hanya urusan pribadi. Pemuda sehat berarti bangsa kuat. Dengan tubuh yang bugar, kita bisa bekerja, belajar, dan berjuang lebih maksimal. Inilah bagian dari pembangunan manusia Indonesia yang progresif, berdiri di atas prinsip gotong royong, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Selanjutnya menjadi kunci dan pelengkap untuk menjadi insan pemuda yang tahan banting dan ingat terhadap konsepsi awal kita memulai yaitu tekad, benar sekali tekad adalah benteng terakhir bagi pemuda agar tidak hanyut dalam arus zaman. Pemuda yang bertekad kuat bukan sekadar mengejar gelar, harta, atau posisi, melainkan memegang prinsip agar tidak terbelinger oleh kapitalisme yang merampas kemanusiaan. Kapitalisme mengajarkan hidup instan dan konsumtif, tetapi pemuda Indonesia harus ingat bahwa darah bangsa ini mengalir dari rakyat kecil petani, buruh, nelayan, kaum miskin kota yang setiap hari berjuang demi sesuap nasi. Tekad berarti keberanian untuk berdiri tegak bersama mereka, bukan di atas penderitaan mereka. Inilah tekad yang sejati, melawan ketidakadilan, menolak menjadi budak kapital, dan setia pada jalan gotong royong yang diwariskan para pendiri bangsa.
Dengan tekad yang teguh, pemuda Indonesia tidak akan goyah meski badai kapitalisme dan godaan zaman terus menghantam. Justru di tengah arus deras itulah, pemuda harus menjadi mercusuar yang memancarkan cahaya keberanian, keadilan, dan kesetiaan pada rakyat kecil. Tekad adalah bahan bakar perjuangan yang akan mengantarkan kita menuju Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera. Maka jangan pernah ragu untuk melangkah, jangan pernah takut untuk berbeda, sebab setiap langkah kecil dengan tekad yang murni akan menjadi jejak besar dalam sejarah bangsa.
Pemuda Indonesia di tahun 2026 harus menyadari bahwa tiga formula sederhana yaitu pendidikan, kesehatan, dan tekad adalah pondasi untuk menapaki masa depan bangsa. Pendidikan memberi kita ilmu dan nalar untuk menembus batas kebodohan, kesehatan menjaga tubuh dan jiwa agar kuat menghadapi tantangan sedangkan tekad adalah api yang menjaga prinsip agar kita tidak hanyut dalam arus kapitalisme dan lupa pada rakyat kecil. Dengan tiga formula ini, kita tidak hanya sedang menyiapkan diri, tetapi juga sedang memahat sejarah untuk Indonesia emas 2045. Indonesia yang berdaulat, adil, sejahtera, dan berdiri tegak di atas kaki sendiri. Maka, mari kita buktikan bahwa pemuda bukan sekadar generasi pewaris, melainkan juga generasi penggerak perubahan yang tak gentar memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI