Kata terangkai indah dan manis di atas kertas
Tinta-tinta bebas menari dan nyanyikan rindu
Mungkin hanya aku saja yang malu-malu
Pada rangkaian kata yang kutulis
Ketika bayang-bayang kenangan itu datang
Saat kau dan aku meniti setapak juang di medan cita
Saat ini senja tak seperti sedia kala
Bagi hatikuÂ
Yang tertancap duri rindu
Begitu hambar pada rasa
Begitu sunyi pada bunyi
Kudapati sosokmu hilang di telan waktu
Entah di mana, tidak di antara bulan dan bintang, tidak di celah rintik hujan, tidak pula di sela-sela sayap bidadari
Masih saja kuingat, alamatmu kautulis dengan tinta warna biru
Dengan sangat tergesa
Saat bis kota siap beranjak tinggalkan riuh jalanan kota
Lalu hatiku kau ikat dan masuk koper hatimu yang beratÂ
Surat ini kutulis tanpa alamat
Sebab di alamat yang kau beri
Ternyata berstempel palsu
Tapi akan tetap kutulis
Agar sepucuk surat ini selalu hadirkan kenangan yang ranum
Kediri, 9 Mei 2020