Mohon tunggu...
Ahmad Kholiyi
Ahmad Kholiyi Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pembelajar

Namaku Ahmad Kholiyi. Aku dilahirkan di Lebak tanggal 22 Oktober 1995. Aku lahir dan besar dilingkungan keluarga yang penuh paradigma. Ayah adalah seorang kepala keluarga yang demokratis, sehingga tak mengekang anaknya dalam memperdalam jati diri masing-masing sesuai pencarian hidup kami. Ibu adalah seoranh ibu yang visioner dan punya cita-cita besar agar semua anaknya dapat mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Kami sekeluarga dididik mandiri sejak kecil, agar terbiasa menjalani hidup apa adanya. Aku bercita-cita menjadi seorang cendikiawan. Idolaku, selain Rasulullah, ialah seorang cendikiawan humanis, yaitu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Profesi dan Pengabdian

15 Februari 2023   19:12 Diperbarui: 15 Februari 2023   19:16 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun hanya mengajar murid-murid yang masih mampu dihitung oleh jari, para pejuang pendidikan itu tak patah semangat. Walau cuaca hujan sekalipun, mereka tetap berangkat, karena mereka sadar diri bahwa ada anak-anak tunas harapan bangsa yang tengah menantikan kehadiran seorang guru yang sangat berantusias menerima pelajaran.

Iwan Fals, seorang musisi legendaris Indonesia bahkan memberikan julukan 'Guru Oemar Bakrie' kepada profesi guru dalam petikan lirik awal lagu berjudul Umar Bakri yang dinyanyikan Iwan Fals akrab di telinga, khususnya generasi 90-an. Umar Bakri menjadi satu lagu di album Sarjana Muda yang dirilis pada September 1981. Dalam lagu Umar Bakri ini, Iwan Fals menceritakan sosok seorang guru sederhana yang mengajar tanpa pamrih yang jujur dan berbakti.

'Guru Oemar Bakrie' dalam karya lagu Iwan Fals ini berkisah tentang sosok guru dengan kesederhanaannya dan pengabdiannya yang telah mengajar selama 40 tahun merupakan bentuk loyalitasnya pada negeri. Dalam lirik lagu tersebut pun dijelaskan bahwa atas jasanya sebagai guru, Oemar Bakri berhasil menetaskan berbagai macam orang berguna dari profesor hingga dokter.

Bahkan meskipun 'gaji dikebiri' tidak menahan semangat Oemar Bakri. Ia tetap setia mengayuh sepeda kumbangnya untuk memberi pelajaran dan ilmu kepada para muridnya. Sosok 'Guru Oemar Bakri' yang ditulis pada lagu Iwan Fals merupakan representasi dari guru yang teladan juga tanpa pamrih dan setia dengan profesinya sebagi guru.

Kalau bukan karena prinsip 'pengabdian' pada bangsa bahkan juga agama, niscaya dari dahulu tak akan pernah ada yang termotivasi menjadi seorang guru. Baik itu guru ngaji yang mengajarkan kita dulu dari terbata-bata membaca IQRA' hingga lancar membaca Kitab Suci Al-Qur'an, ataupun guru yang di sekolah mengajarkan kita dengan sabar mengeja huruf alfabet hingga mampu membaca berbagai buku dan tulisan, dan semua guru yang telah memberikan kita berbagai pelajaran dan pengetahuan.

Bahkan, KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa dengan sebutan Gus Dur, presiden keempat Republik Indonesia ketika diangkat menjadi presiden, secara spesial mengapresiasi profesi guru PNS yang tadinya bergaji jauh dari kata layak dengan cara menaikkan hingga 270,4 persen.

Kenaikan gaji PNS guru di era Gus Dur ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Tentunya bukan tanpa alasan Gus Dur menaikkan gaji para guru. Melainkan pasti karena jasa yang begitu besar dari seorang guru yang patut diberikan apresiasi yang layak demi kesejahteraan hidup mereka.

Profesi guru bagi saya berarti adalah pengabdian seumur hidup. Dedikasi seorang guru tak akan pernah terlampaui oleh profesi lain di dunia. Pernyataan ini bukan berarti pula menegasikan peran-peran penting dari profesi-profesi lainnya dalam pembangunan bangsa.

Secara khusus, bagi saya yang baru belajar menjadi seorang guru, ditakdirkan menjadi seorang guru merupakan sebuah tantangan sekaligus anugrah. Dikatakan tantangan karena selain baru belajar, saya juga harus menerima sekaligus mempelajari lingkungan baru dalam kehidupan saya. Tidak hanya terhadap peserta didik, akan tetapi juga terhadap rekan kerja sesama guru. Ditambah jarak tempat tugas yang lumayan jauh dari kampung halaman, dan menurut saya masih bisa dikategorikan daerah pelosok (karena lumayan jauh dari pusat kota).

Karakter masa depan bangsa Indonesia tergantung bagaimana guru-gurunya memberikan pendidikan dan pelajaran pada tunas-tunas penerus bangsa. Oleh karena itu, guru menurut saya adalah 'soko' negara dan bangsa - pakunya negara dan bangsa - yang sebagaimana sesuai fungsinya tidak hanya berperan menyampaikan materi pelajaran, tapi juga sebagai seorang yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Profesi guru sampai kapanpun akan selalu menjadi profesi yang mulia. Dan juga pada akhirnya saya menyadari bahwa menjadi guru tak harus seideal pemikiran saya dahulu, karena semua orang yang berprofesi sebagai guru pastinya selalu memiliki kekurangan. Yang paling penting adalah niat yang terpatrikan di dalam sanubari bahwa menjadi guru berarti sama dengan mengabdikan diri kita untuk pembanguan bangsa dan negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun