Mohon tunggu...
Kholis Hudin
Kholis Hudin Mohon Tunggu... Santri Lirboyo, Mahasiswa IAIN Jember

Mengabdi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kajian Konsep Pembelajaran Al Quran Menurut KH Arwani Kudus

23 Juni 2020   11:31 Diperbarui: 23 Juni 2020   11:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rosululloh sering mengadakan tadarus, baik bersama Jibril maupun dengan para sahabat. sekali waktu Rosululloh membaca di hadapan sahabat. Sebagaimana hadits riwayat Muslim :

: " " : . .
Artinya : Rosululloh saw berkata kepada Ubay bin Ka'ab : "Sungguh Allah memerintahku untuk membacakan Alqur-an di hadapanmu". Ubay berkata :"apakah Allah menyebut namaku?" Nabi menjawab :" Allah menyebut namamu". Anas berkata : maka menangislah Ubay.
Dan Sekali waktu Rosululloh yang mendengarkan bacaan Alqur-an, dari Jibril atau dari salah seorang sahabat beliau. Sebagaimana hadits-hadits di bawah ini :

Artinya : Nabi Muhammad saw adalah orang yang paling derma dalam kebaikan, dan keadaan paling derma adalah ketika bulan Romadlon saat ditemui oleh Jibril. Adalah Jibril menemui Muhammad di setiap malam maka dia membaca Alqur-an. Maka sungguh Rosululloh lebih derma dalam kebaikan daripada angin yang berhembus".
: : " " : : " " ( )   : "" .

Artinya: Abdulloh bin Mas'ud berkata : Nabi Muhammad saw berkata kepadaku : "bacalah Alqur-an di hadapanku". Aku berkata : "apakah saya membaca di hadapanmu sementara Alqur-an turun Kepadamu?". Nabi bersabda : "aku senang mendengarnya dari orang lain". Maka akupun mulai membaca Surat Annisa' dan ketika sampai pada ayat ( yang artinya ) : [maka Bagaimana ketika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan kami datangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka semua?. Nabi berkata: "cukup". Aku menoleh kepada Nabi ternyata air mata beliau mengalir.

Dalam riwayat lain dari Abi al Ahwash aljamsyi :
: :

" seseorang mengintai perkemahan pasukan muslimin, maka dia mendengar  gaung suara (membaca al Quran) seperti suara lebah. Dia berkata heran : apa gerangan yang membuat orang-orang ini merasa aman, dan tidak merasa takut sama sekali?"

Dengan demikian, pengembang kurikulum tahfidz harus mempersiapkan alokasi waktu yang tepat dan cukup agar pembimbing dapat mendesain kurikulum tahfidz al Quran secara efektif dan efisien.

Itulah tiga konsep dasar yang dapat dijadikan acuan dalam desain kurikilum tahfidz baik di pondok pesantren atau madrasah. Apabila tiga-tiganya dapat terpenuhi insy-aAllah pembelajaran tahfidz dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Semoga membawa manfaat bagi kita semua.
*penulis adalah mahasiswa Pascasarjana IAIN Jember Prodi PAI dan pembimbing tahfidz di PP. Subulussalam Sidomulyo-Jember

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun