Mohon tunggu...
Kholifatul Mariana
Kholifatul Mariana Mohon Tunggu... Mahasiswa - manusia

Different people in the world.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Miris! Veteran Perang Asal Pasuruan Tinggal di Gubuk 2x1 Meter

2 Desember 2021   18:13 Diperbarui: 2 Desember 2021   19:03 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1, keterangam gambar: Kondisi  rumah veteran perang mbah saafaat,(26/11/2021)./Dokumentasi pribadi

Penulis : Rojja bahrul wahdani (2/12ss/2021)

Ilmu Komunikasi - Universitas Trunojoyo Madura

Gempol-Tidak semua veteran dapat hidup dengan layak. Beberapa di antara ada yang hidup menderita, bahkan ada yang menjadi seorang pengemis.

Kisah seorang veteran asal Pasuruan, Jawa Timur yang semasa muda berjuang melawan penjajah kini harus hidup dengan derita.

Sebagaimana penulis kutip dari postingan akun instagram Act_Pasuruan veteran itu bernama mbah Safaat.

Pejabat-pejabat negara yang hidup bergelimpang harta dengan gaji lebih besar dari pada perjuanganya, seorang prajurit pejuang bangsa justru harus hidup dengan sebatang kara.

Semasa muda mempertaruhkan nyawa demi negara tidak menjamin hidup layak di masa tua. Seperti yang di alami mbah Safaat, ia mantan anggota prajurit (TNI).

Sudah bertahun-tahun, mbah Safaat (98) merasakan hidup tertatih-tatih bersama sang istri, Mbah Aminah (81), dalam gubuk kecil berukuran 2x1 meter di Desa Kalirejo, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan.

Pada sekitar rumah beliau ada got yang berbau tidak sedap dan sampah sisa makanan di samping gubuk, menjadi rentetan derita setiap hari. Dalam gubuk tidak ada kamar mandi jadi mbah Safaat dan istriya buang air di sungai karena tidak ada biaya untuk membeli air.

“Kami mandinya ya di sini mas, BAB juga di sini, minum pun juga sering dari sini. Mau beli air juga ga ada uang mas, kalau ada pun mending dibelikan makanan. Tapi kalau ga ada yang dimakan, ya terpaksa kami minum air aja dari sini buat pengganjal perut,” ungkap Mbah Safaat sampai meneteskan air mata, (26/11/2021).

Foto 2, Keterangan gambar: kondisi sungai kecil , tempat untuk mandi dan mencuci baju mbah safaat dan istrinya.(26/11/2021)./Dokumentasi pribadi
Foto 2, Keterangan gambar: kondisi sungai kecil , tempat untuk mandi dan mencuci baju mbah safaat dan istrinya.(26/11/2021)./Dokumentasi pribadi
Dalam keseharianya mabah Safaat dan istri bekerja mencari barang bekas hingga berjalan puluhan kilo meter, sesekali juga membantu di pasar saat pagi mengangkut sayuran.

Pendapatan perhari 7 ribu sampai 15 ribu rupiah, pendapatan minim seperti itu bahkan tidak cukup untuk 1 hari berdua.

Pada saat pandemi covid 19 yang mulai terjadi di tahun (1/12/2020) keadaan kedua pasangan ini bertambah lebih berat,  karena mbah Aminah sering sakit-sakitan pada akhirnya kebutuhan makan kini bergantung dari pemberian masyrakat dan tetangga sekidar, jika tidak ada beliau hanya meminum air kali yang penuh bakteri untuk menganjal rasa lapar mereka berdua.

Foto 3, Keterangan gambar: mbah safaat dan istri.(26/11/2021)./Dokumentasi pribadi
Foto 3, Keterangan gambar: mbah safaat dan istri.(26/11/2021)./Dokumentasi pribadi
Beliau sama sekali tidak memiliki seorang anak, dan para kerabat sudah meninggal sehingga mereka hanya hidup berdua.

Berbagai benda seperti atribut seragam dan pinya hilang karena terkena banjir pada tahun 2008.

mereka berharap mendapatkan bantuan dari pemeritah yang layak, karena beliau sudah pernah mengabdi kepada negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun