Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selawat Tibbil Qulub dan Kontroversinya

12 Oktober 2025   08:33 Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:33 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bacaan Sholawat Syifa atau Sholawat Thibbil Qulub, Arab, Latin dan Artinya - Halaman all - Bangkapos.com 

Selawat Tibbil Qulub 

 

 

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, penyembuh hati dan obatnya, cahaya mata dan sinarnya, serta kesehatan badan dan kesembuhannya. Dan limpahkanlah rahmat serta keselamatan kepada keluarga dan para sahabatnya."

Selawat Tibbil Qulub,  juga dikenal sebagai Selawat Syifa,  merupakan salah satu bentuk doa dan pujian populer kepada Nabi Muhammad SAW, terutama di kalangan pengamal tasawuf dan tarekat. Lafaznya memohon rahmat kepada Nabi sebagai  penyembuh hati, penerang mata, dan pembawa kesembuhan badan.

Umat Islam banyak melantunkan selawat ini untuk mencari ketenangan batin, keberkahan, dan kesembuhan, baik fisik maupun spiritual.

Makna selawat ini sarat simbol dan keindahan bahasa. Frasa seperti "penyembuh hati" dan "penerang jalan" dipahami secara metaforis oleh banyak ulama sebagai gambaran peran Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa cahaya petunjuk dan rahmat Allah.

Hati yang disembuhkan bukan berarti secara medis, melainkan hati yang dibersihkan dari dosa dan penyakit batin melalui ajaran beliau.

Namun, popularitas selawat ini juga memunculkan perdebatan teologis. Sebagian ulama yang ketat dalam menjaga kemurnian tauhid,  menganggap teks selawat ini berpotensi menyalahi prinsip tauhid rububiyyah dan tauhid uluhiyyah.

Kekhawatiran mereka terletak pada kemungkinan sebagian umat memahami bahwa Nabi memiliki kekuatan penyembuh atau penerang secara mandiri, terlepas dari kehendak Allah. Jika hal ini terjadi, bisa dianggap mendekati bentuk syirik karena menyekutukan Allah dalam sifat dan kekuasaan-Nya. Mereka juga menganggap selawat ini mengandung unsur ghuluw (berlebihan dalam memuji Nabi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun