Ketakutan mendidih jadi amarah. "Kamu bukan Dhimas!" teriakku. Aku memejamkan mata, membayangkan cahaya terang membakar kegelapan di pundakku. Jeritan panjang mengguncang udara, mencengkeramanku bergetar lalu melemah.
Saat membuka mata, aku sendirian. Bayangan itu hilang, tapi hawa dingin masih tersisa. Malam itu aku tahu: beban ini tidak akan pernah pergi sepenuhnya. Tapi kini ia tahu siapa yang harus ia takuti.
Sanggar Literasi CSP [cah_sor_pring], 24-9-25.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI