Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sahid Mbrandhal [3]

12 September 2025   13:20 Diperbarui: 12 September 2025   17:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by kam/ai

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Episode 3 -- Pertemuan dengan Sang Guru

Pagi masih basah oleh embun ketika Raden Mas Sahid bangun di gubuk bambu dekat sawah. Malam tadi ia menumpang tidur setelah seorang petani tua memberinya segenggam nasi jagung.

Namun pikirannya masih terpaku pada lelaki bersarung yang ditemuinya di tepi sungai. Wajah teduh itu seolah tak bisa hilang dari ingatan.
"Siapakah dia sebenarnya?" gumam Sahid.

Takdir menjawab lebih cepat daripada yang ia kira.
Ketika ia berjalan melewati tepian hutan, tiba-tiba terdengar suara gamelan sayup-sayup. Aneh, dari tengah hutan ada suara kendang, gong, dan suling.

Sahid mengikuti suara itu. Semakin ia mendekat, semakin jelas bunyinya, sampai akhirnya ia melihat sebuah padepokan sederhana. Di halaman, ada beberapa orang duduk khusyuk mendengarkan seorang lelaki tengah berbicara.

Sahid terperangah. Lelaki itu adalah orang yang ditemuinya kemarin.
"Selamat datang, anak muda," ujar lelaki itu sambil tersenyum, seakan sudah tahu Sahid akan datang.

"A... apa ini tempatmu?" tanya Sahid gugup.
"Inilah padepokan kecil untuk mereka yang ingin mencari cahaya. Namaku Sunan Bonang."

Nama itu membuat Sahid terdiam. Ia pernah mendengar ayahnya menyebut nama itu dengan nada sinis: seorang ulama besar, sahabat para wali.
Tapi kini, di hadapannya, Sunan Bonang tampak begitu sederhana.

"Duduklah," ajak Sunan Bonang. "Tak perlu takut. Semua orang di sini datang dengan luka, sama seperti dirimu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun