Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bondhan Kejawan: Darah Majapahit di Tanah Tarub [7]

9 September 2025   20:27 Diperbarui: 9 September 2025   20:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bondhan tidak bergeming. "Kalau aku mati, tidak ada jaminan kamu akan melepaskannya."

"Kamu tidak punya pilihan lain."

"Ada." Bondhan menatap Surantoko tajam. "Kita bertarung satu lawan satu. Kalau aku menang, kamu lepaskan Nawangsih dan hentikan pemberontakan. Kalau aku kalah, nyawaku untukmu."

Surantoko tertarik dengan tawaran itu. Dia yakin bisa mengalahkan Bondhan, apalagi kalau menggunakan tipu muslihat.

"Baik. Tapi kita bertarung dengan cara tradisional. Keris pusaka."

"Setuju."

Yang tidak diketahui keduanya, di penjara bawah tanah, Joko Limar sedang berbisik pada Nawangsih.

"Nona, kalau terjadi keributan nanti, kita manfaatkan untuk kabur."

"Keributan?"

"Bondhan sudah datang. Pasti akan terjadi sesuatu."

Nawangsih merasakan kalung di lehernya---kalung pemberian Bondhan---menjadi hangat. Hatinya berdebar, antara senang dan takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun