Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tahta [2]

4 September 2025   16:38 Diperbarui: 4 September 2025   17:39 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ide ilustrasi by kam

Naga yang menelan Handono ternyata bukanlah pembawa maut. Dari rahang makhluk gaib itu, ia justru keluar kembali di Gunung Penanggungan---dengan tubuh sempurna, kulitnya bersih tanpa borok sedikit pun. Ia seolah dilahirkan kembali.

Di lereng gunung yang berkabut, Handono berjumpa dengan Pangeran Puspito. Sang pangeran tengah berusaha keras mengikuti sayembara Ratu Subokartiko, memetik buah jambe di puncak gunung. Perjuangan itu berat, penuh rintangan gaib. Handono, dengan kekuatan barunya, membantu Puspito meraih buah jambe yang mustahil dijangkau manusia biasa.

Di tengah perjalanan, mereka dihadang Ratu Jin Nilosari, penguasa gaib yang licik. Dengan kecerdikan dan keberaniannya, Handono mampu menaklukkannya. Tak disangka, Ratu Jin yang keras hati itu justru jatuh cinta dan bertekuk lutut pada Handono.

Akhirnya, buah jambe berhasil dipersembahkan Pangeran Puspito kepada Ratu Subokartiko. Sang Ratu kagum pada kesaktian Handono, lalu memboyong keduanya ke Dohopuro. Di sana, Pangeran Puspito dinobatkan sebagai raja dengan gelar Prabu Kamesworo, sementara Handono diangkat menjadi patih bergelar Patih Handonopati, menggantikan ayahnya, Patih Bodropati.

Namun, di balik sukacita itu, intrik lain mulai bergulir di Kasatriyan Kahuripan. Raden Danomoro menolak perjodohan dengan Puspangan, merasa dirinya dipaksa. Puspangan yang putus asa bahkan hampir mengakhiri hidupnya.

Takdir mempertemukan Raden Danomoro dengan Mayangrani, putri Adipati Notowijoyo. Rasa cinta tumbuh di antara mereka. Akan tetapi, Mayangrani menantangnya dengan tiga teka-teki:

  1. Berapa jumlah bintang di langit?
  2. Apa asal mula segala benda aneh di dunia?
  3. Di manakah letak pusat bumi?

Teka-teki itu bukan sekadar permainan. Jawabannya diyakini akan membuka tabir rahasia besar yang selama ini tersembunyi.

Apa hubungan teka-teki itu dengan sayembara dan nasib Ratu Subokartiko? Dan bagaimana Patih Handonopati kelak terlibat dalam teka-teki takdir ini?

---Bersambung ke Bagian 3---

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun