Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naskah Monolog: Cahaya Tumbuhan

21 November 2019   00:14 Diperbarui: 21 November 2019   00:26 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"(Tiba-tiba pemuda itu perlahan-lahan merasa sedih, perlahan-lahan matanya mengeluarkan air).

"Aku menjadi kasihan melihat tumbuhan ini, aku yakin Alam Semesta menumbuhkan tumbuhan ini dengan hati nurani yang suci untuk manusia dan makhluk hidup lainnya, bertahun-tahun tumbuhan ini berdiri kokoh di atas tanah yang tempat bersemayamnya manusia-manusia suatu saat, dia yang memberi oksigen pada manusia tidak terkecuali aku dan kau, tumbuhan ini memberi kehidupan bagi seluruh manusia di bumi ini, tumbuhan sebagai pegangan hidup manusia, tapi sekarang aku melihat tumbuhan-tumbuhan perlahan-lahan dan sampai detik ini hanya tinggal 1 pohon saja, daun-daunnya kering dan rontok tidak satupun yang terikat dengan batangnya, batangnyapun kini mulai rapuh.

"Apkah aku harus meruntuhkan pepohonan yang hanya seorang diri ini, (pemuda itu berpikir sejenak)

"Jika aku melakukannya, tetapi pasti aku akan musnah dari bumi ini, siapa lagi yang akan menempati bumi ini, jika pohon ini sudah tumbang dan aku telah musnah dari bumi ini, karena aku tahu bahwa tumbuhan-tumbuhan di bumi ini menyatu pada dalam harmonisasi kehidupan dengan manusia dan makhluk hidup lainnya

"Kaulah yang menghidupi para leluhur kami, kaulah yang menghidupi semua kehidupan sehingga aku sampai detik ini bisa menikmati udara yang kau semburkan

"Hey, (Tiba-tiba pemuda itu berteriak), hey apa ada orang disana, ayolah bantu aku, jangan apatis kau, tumbuhan ini saluran  untuk menghidupi kau dan keluarga mu, tumbuhan ini harus kita jaga, harus kita lindungi, jangan di ganggu, sama dengan kau, yang mengatakan apa yang kau lakukan atas hak, mana hakmu?, tumbuhan juga punya hak untuk hidup, jangan sampai haknya memusnkahkan kalian dari bumi ini sama dengan kau yang disana merampas hak tumbuhan-tumbuhan yang lainnya, hey bung kemarilah, mendekatlah, jangan mencoba bersembunyi, jika tumbuhan yang satu ini telah tumbang kita semua akan mati

Tiba-tiba sekan-akan tumbuhan itu bisa berbicara, tumbuhan itu terbangun dari sadisnya kehidupan di bumi, tumbuhan itu terbangun mnedengar pemuda itu. Kan tetapi seakan-akan tumbuhan itu bisa melihat kerabat-kerabatnya, tetapi kerabat-kerabatnya telah musnah dari bumi.

"Aku dimana?, dimana kah aku?, tolongggggglah, apa ada kerabatku disana? Hey

Rambutnya yang acak-acakan terus di jambak sembari memukul-mukul kepalanya

"Bodoh-bodoh,

Seakan-akan tumbuhan itu mengingatkan kembali apa yang di derita oleh kerabat-kerabtanya sampai mereka musnah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun