Mohon tunggu...
Khaidir Asmuni
Khaidir Asmuni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Alumnus filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budiman, Religiusitas, dan Wisdom in Science

6 April 2022   08:19 Diperbarui: 6 April 2022   08:51 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita juga akan ingat bagaimana sang idola dari Budiman yaitu Bung Karno ketika mengunjungi makam Nabi. Bung Karno melepas semua atribut kepangkatannya dan menangis di makam Rasulullah.

Religiusitas dan Hadirnya Sains

NU itu continuum. Muhammadiyah itu discreet. NU itu field Muhammadiyah itu particle. NU sebagai rangkaian kesatuan. Muhammadiyah
bijaksana dan penuh kehati-hatian. NU menjadi cakrawala. Muhammadiyah yang konsisten mempertahankan nilai.
 
Apa yang dituliskan Budiman ini merupakan gambaran akan kayanya khasanah bangsa. Dua organisasi besar ini tidak saja punya tokoh-tokoh yang saling mendialektika dan melengkapi, seperti Amien Rais dan Achmad Syafi'i Ma'arif yang mungkin masyarakat melihat keduanya memberikan referensi yang berbeda namun saling melengkapi untuk sebuah peradaban.

Begitupun NU yang memiliki tokoh-tokoh dengan kekayaan intelektual yang luar biasa. Seperti Ulil Abshar Abdala ataupun sejumlah Kiai NU lainnya termasuk Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf.

NU dan Muhammadyah sebetulnya bagi masyarakat di Indonesia telah lama "melembagakan" diskursus yang terkait peranan agama dalam mencari kebenaran dan peran agama dalam menghadapi perubahan zaman.

NU dan Muhammadiyah menjadi suatu yang relevan karena selain doktrin agama, keduanya menjadi organisasi besar yang dinamis yang terus menjawab berbagai pertanyaan yang bersifat tantangan ke masa depan.

Di masa lalu, NU dan Muhammadiyah menghadapi musuh bersama terkait kemerdekaan. Dalam gerakan budayanya berbagai hal yang menyangkut kemerdekaan jadi merasuk ke pemikiran masyarakat.

Dalam konteks gerakan budaya, apa yang dilakukan Budiman saat ini (dari Bukit Algoritma dan ajakan untuk mengakselerasi Iptek) telah dilengkapi oleh sejarah dan pemikiran NU dan Muhammadyah.

Inovasi teknologi yang digaungkan Budiman di satu sisi pentingnya merupakan gerakan budaya. Sama halnya dengan ketika gaung kemerdekaan terus dilontarkan oleh para pendiri bangsa pada saat era kemerdekaan. Pada masa itu, NU dan Muhammadiyah dengan menggunakan gerakan kulturalnya keinginan merdeka masuk ke dalam pemikiran rakyat pada saat itu.

NU dan Muhammadyah bermain di akar rumput sehingga kemerdekaan yang harus diraih itu masuk akal dan masuk ke pemikiran masyarakat. Ini dilakukan melalui gerakan agama dan budaya.

Tak berbeda dengan saat ini. Ketika revolusi teknologi harus masuk ke pemikiran masyarakat, maka gerakan budaya sangat dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun