Mohon tunggu...
Kevin Julianto
Kevin Julianto Mohon Tunggu... Administrasi - Writer. Banker. Announcer.

A Passion Worker.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Psikolovea - Sacred Place

8 Agustus 2022   14:14 Diperbarui: 8 Agustus 2022   14:21 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'Ya saya merasa terlalu cepat dan bodoh juga melakukan itu kalau saya pikir lagi sekarang'

'Kenapa mas?'

'Saya diberi tahu mas Adrian dalam hal power, kalau kita akan memiliki power saat kita bersikap seolah tidak butuh akan hal yang kita inginkan, juga jangan menegaskan dulu posisi kita dimana'

'It's ok mas, kita sering denger pepatah kan kalau cinta itu buta'

'Ya tapi kita kan manusia harusnya nalarnya juga dipake dan dibawa'

'Tepat sekali seperti kata orang-orang stoa, pakai nalar berarti selaras dengan alam'

'Berarti saat itu saya nggak selaras dengan alam ya Mas?'

'Ya belum tentu juga, karena level energi cinta kan tinggi. Ya kita tempatkan pada tempat semestinya berarti tune in di frekwensi yang tepat'

'Sekarang, setelah dibombardir dengan postingan-postingan dia yang mengisyaratkan dia sudah punya seseorang, dan kalau bahasa anak sekarang di-ulti dengan postingan terakhirnya itu posting pasangan terbarunya, dan puncaknya dia hapus nomor whatsapp nya dan tidak memberi tahu nomor terbarunya, gimana mas apa masih bisa disebut cinta?'

'Cinta itu sejatinya energi positif. Vibrasinya positif. Kemelakatan, obsesi, bisa jadi kebalikannya. Makanya ada istilah letting go. Tapi apapun perasaan yang Mas sekarang alami, saran saya ya dirasakan aja perasaannya, give it time to recover. 

Jangan dibenci perasaannya, jangan dihakimi, jangan dikhutbahi, perasaan could be patah hati could be ya hanya ngerasa kehilangan sosok yang biasa terkadang jadi oase buat Mas. Akui perasaan itu sebagaimana perasaan itu adanya. Beri waktu. Peluk perasaan itu. Katakan terimakasih ya, terimakasih ya, saya mengakui perasaan ini'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun