Mohon tunggu...
Inovasi

Sel Tumbuhan Vs Sel Hewan, Manakah yang Lebih Panjang Umur?

25 Agustus 2017   02:07 Diperbarui: 25 Agustus 2017   02:11 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun cara-cara tersebut membutuhkan energi yang cukup banyak sementara energi yang dimiliki hewan untuk cukup banyak terbuang untuk bergerak, reproduksi dll. Namun berbeda dengan tumbuhan. Tumbuhan tidak mengalami masalah dengan mutasi sel. Sebuah penelitian terhadap pohon yang telah berusia 4700 tahun menunjukkan bahwa pada saat usia mereka sudah tua, tumbuhan tidak mengalami mutasi sel sseperti saat tumbuhan masih berusia muda. 

Adanya beberapa masalah dengan evolusi yang menyebabkan tumbuhan berusia tua tidak mengalami mutasi sel lagi. Selain itu jika mengalami mutasi sel, sel tumbuhan yang bermutasi akan digantikan oleh sel lainnya yang lebih baik. Sel hewan terbagi menjadi dua bagian yaitu sel somatik dan sel germ (sperma atau telur). Sementara pada sel tumbuhan tidak ditemukan pembagian seperti sel hewan. Sebenarnya sel tumbuhan dapat memproduksi sel germ sebanyak-banyaknya. Selama tumbuhan tersebut hidup, mereka dapat menambah bagian baru seperti ranting, bunga. Tiap bagian baru tersebut dapat sel germ masing-masing.

Alasan lainnya adalah sel induk. Sel induk pada sel tumbuhan berperan sangat aktif ketika ada sel lain yang sedang mengalami kerusakan. Berdasarkan hasil penelitian oleh ilmuwan dari VIB dan Ghent University, sel induk yang terdapat di dalam akar tumbuhan menjadi faktor penting dalam kelangsungan hidup tumbuhan tersebut, apakah tumbuhan tersebut dapat hidup dalam waktu yang sangat lama atau tidak. Sel induk tersebut berperan untuk menciptakan salinan DNA ketika tumbuhan mengalami kerusakan sel sehingga ketika mengalami kerusakan sel, tumbuhan akan tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan menggunakan sel baru bersama salinan DNA tersebut. 

Perbedaannya pada hewan, stem sel atau sel induk mulanya berperan untuk tumbuh menjadi sel baru sehingga hewan dapat menjaga kesehatan dan membuatnya hidup dalam waktu yang lama. Namun ketika sel induk berhenti melakukan perannya maka hewan akan mulai menjadi tua dan lebih rawan terkena penyakit sehingga kesehatannya terganggu. Sementara pada tumbuhan, stem sel yang dimiliki cukup unik. Tumbuhan memiliki stem sel untuk stem sel mereka sendiri sehingga mereka dapat melakukan perbaikan pada stem sel mereka secara terus menerus.

Pada bagian tengah stem sel, terdapat sel yang bernama sel quiescent. dalam Bahasa Indonesia quiescentmemiliki arti diam, tidak aktif. Sel tersebut tumbuh dalam waktu yang sangat lama. Nantinya sel ini akan membelah menjadi dua, salah satunya menjadi stem sel dan yang satunya lagi akan rusak. Stem sel yang baru nantinya akan terbagi dalam waktu yang cepat menjadi beberapa stem sel. Sel quiescent diketahui memiliki peran yang sangat vital dalam tubuh tumbuhan. Melalui penelitian, sel quiescent dipisahkan dari akar tumbuhan, dan kemudian stem sel yang masih ada pada bagian akar sisi yang lain akan tumbuh menjadi sel quiescent. Lebih hebatnya lagi, menurut peneliti di Ghent University, sel quiescent dapat membuat stem sel hingga ribuan tahun lamanya. Ini berarti bahwa sel tumbuhan dapat hidup lebih lama dari sel hewan.

Alasan yang lain adalah perbedaan organel-organel yang dimiliki oleh sel hewan dan sel tumbuhan. Seperti yang sudah diinformasikan di atas, bahwa sel tumbuhan memiliki dinding sel sementara sel hewan tidak. Dinding sel sendiri bersifat kuat, padat, dan kaku. Dari sifatnya dapat diketahui bahwa dinding sel juga dapat menjadi perlindungan, penyokong bentuk dari sel tumbuhan sehingga menjadi lebih kokoh. Sementara sel hewan yang tidak memiliki dinding sel bentuknya menjadi tidak berarturan dan lebih rawan karena kurang kokoh. Selain itu pada sel hewan terdapat organel lisosom namun sel tumbuhan tidak memiliki lisosom. Lisosom sendiri memiliki fungsi salah satunya autolisis. Autolisis yaitu perusakan sel sendiri dengan cara membebaskan semua isi lisosom. 

Dengan begitu sel hewan dapat kehilangan sel-selnya dan mengganggu kelangsungan hidupnya, sementara sel tumbuhan yang tidak memiliki lisosom dapat hidup dalam jangka waktu yang lebih lama. Organel yang dapat mempengaruhi selanjutnya adalah vakuola. Vakuola sendiri berfungsi sebagai tempat penyimpanan senyaw metabolik dan mempengaruhi tekanan turgor. Tekanan turgor merupakan tekanan saat sel tegang/membesar. Pada sel tumbuhan, vakuola yang ditemukan besar sehingga ketika sel mengalamai hipertonik atau kondisi di luar sel pekat, sel akan melepas membrannya atau plasmolysis. 

Sementara jika kondisi di luar sel encer, maka sel hanya akan mengalami penegangan (turgid) karena banyaknya air yang pindah ke dalam sel dikarenakan di dalam sel lebih pekat. Namun pada sel hewan, vakuola yang ditemukan berukuran kecil, sehingga pada saat kondisi di luar sel pekat, sel akan mengerut. Namun ketika kondisi di luar sel encer dan di dalam sel pekat sehingga air pindah ke dalam sel, sel hewan akan pecah atau hemolisis.

Itulah mengapa menurut saya sel tumbuhan dapat hidup lebih lama jika dibandingkan dengan sel hewan. Kelangsungan hidup yang lebih terjamin, sel yang bermutasi, peran stem sel pada masing-masing sel, serta perbedaan organel-organel yang dimiliki oleh sel hewan dan sel tumbuhan menjadi faktor-faktor penyebab mengapa sel tumbuhan dapat hidup lebih lama dari pada sel hewan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun