Mohon tunggu...
Inovasi

Sel Tumbuhan Vs Sel Hewan, Manakah yang Lebih Panjang Umur?

25 Agustus 2017   02:07 Diperbarui: 25 Agustus 2017   02:11 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain proses pembelahan yang pastinya terjadi, terdapat juga proses pertumbuhan dan perkembangan, proses reproduksi aseksual. Pada sel hewan dan manusia, pembelahan secara mitosis dapat terjadi juga pada sel meristem somatis yaitu sel yang masih berumur muda dan masih berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Sementara pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan terbesar terjadi pada bagian ujung akar dan ujung tunas batang.

Dan yang terkahir adalah pembelahan secara meiosis. Pembelahan ini juga terjadi pada organisme yang memiliki sel eukariotik. Pada pembelahan meiosis, induk yang berkromosom diploid akan membelah menghasilkan empat sel anak yang haploid (n). proses pembelahan sel ini terjadi saat pembentukan sel gamet. Pada hewan dan manusia, sperma yang bersifat haploid dihasilkan di bagian dalam testis dan sel telur yang haploid juga dihasilkan di bagian dalam ovarium. Sementara pada tumbuhan, sel gamet dihasilkan di dalam putik dan benang sari. Tujuan meiosis adalah memiliki setengah dari induknya secara genetik, namun akan berdampak pada macam variasi genetik yang meningkat.

Secara ukuran, sel termasuk berukuran mikroskopis karena tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahkan ukuran diameter sel berkisar antara 1-100 mikrometer. Diameter sel hewan sendiri berdiameter sekitar 20 mikrometer, sementara sel tumbuhan 40 mikrometer. Oleh karena ukuran yang sangat kecil, maka jika ingin melihat sel pastinya kita akan menggunakan mikroskop. Mikroskop yang umumnya digunakan adalah mikroskop cahaya. Namun jika kita ingin melihat organel-organel di dalam sel, kita tidak dapat menggunakan mikroskop cahaya. Mikroskop yang kita gunakan adalah mikroskop elektron. 

Resolusi mikroskop elektron kira-kira 0,1 nanometer atau ratusan kali lipat lebih kecil dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elektron pun memilik dua jenis, yaitu mikroskop elektron transmisi yang digunakan untuk mengkaji struktur ultra internal sel dan mikroskop elektron payar yang digunakan untuk mengamati permukaan spesimen.

Secara struktural, sel dibagi menjadi dua macam, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik sendiri merupakan sel yang belum memiliki nukleus atau tidak memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik dengan bagian sel lainnnya. Sebagian sel prokariotik memiliki organel pelekatan berupa pili dan organel pergerakan berupa flagella. Contoh organisme yang memiliki sel prokariotik adalah Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria. 

Sementara sel eukariotik adalah sel yang memiliki nukleus sebenarnya atau materi genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran inti. Contoh organisme yang memiliki sel eukariotik adalah Protista, Fungi, Animalia (hewan), dan Plantae (tumbuhan). Pada umumnya, sel tersusun dari berbagai organel (organ-organ di dalam sel) seperti nukleus, nukleolus, membran plasma, sitoplasma, mitokondria, badan golgi, Retikulum Endoplasma (kasar dan halus), ribosom (ribosom bebas dan ribosom terikat), vakuola (vakuola kontraktil dan vakuola makanan), dan sitoskeleton yang terdiri atas mikrotubula, mikrofilamen, dan filamen intermediet. 

Namun ada beberapa organel yang hanya dimiiliki oleh sel hewan, tidak dimiliki oleh sel tumbuhan dan juga sebaliknya. Contohnya dinding sel yang hanya dimiliki sel tumbuhan. Selain dinding sel, terdapat plastida dan peroksisom yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Sementara organel yang hanya terdapat pada sel hewan adalah lisosom dan sentriol atau sentrosom. Sementara untuk ukuran vakuola, vakuola pada sel tumbuhan berukuran cukup besar, sementara pada sel hewan, ukuran vakuola yang dimiliki kecil atau bahkan hilang.

Nah, setelah mengetahui berbagai macam pengetahuan tentang sel, mulai dari pengertian, penemu, pembelahan sel, ukuran, tipe hingga organel-organel didalamnya, sekarang kita akan membahas mengenai kelangsungan hidup sel khususnya kelangsungan hidup sel hewan dengan sel tumbuhan. Sel hewan dengan sel tumbuhan tentunya memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut sudah jelas terlihat dari organel-organel di dalamnya. Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat usia kelangsungan hidup mereka juga berbeda. Contohnya saja pohon Palmer Oak yang berasal dari California, Amerika Serikat. Palmer Oak tertua yang ditemukan sudah berusia 13.000 tahun. 

Bandingkan saja dengan Ming, sebuah kerang yang akhirnya mati karena ditemukan oleh para professor dan cangkangnya pun dibuka untuk penelitian, diketahui bahwa umur Ming saat ditemukan adalah 507 tahun. cukup jauh bukan perbandingannya. Pasti kita semua bertanya-tanya mengapa hal tersebut bisa terjadi. Namun tentu saja ada alasan dibalik mengapa umur tumbuhan bisa lebih lama jika dibandingkan dengan umur hewan.

Alasan yang pertama adalah karena kelangsungan hidup tumbuhan lebih terjamin dari pada kelangsungan hidup hewan. Memang tumbuhan bisa saja dimakan oleh hewan dan manusia, namun tumbuhan tidak dapat memakan tumbuhan lain sebagaimana yang dapat dilakukan oleh hewan. Hewan dapat memakan hewan lain atau biasa yang disebut predasi. Selain karena predasi, bisa juga oleh karena ketersediaan bahan makanan untuk hewan yang berkurang karena cuaca ataupun lingkungan tempat hidup mereka yang mulai dipersempit oleh manusia sehingga mereka mulai kesulitan untuk mencari makanan untuk mereka sendiri. Sementara tumbuhan lebih mudah untuk mendapatkan sumber bahan makanan Karena memang yang dibutuhkan mudah untuk didapatkan seperti cahaya matahari, zat hara dalam tanah dll. Selain itu, tingkat keberhasilan dalam proses reproduksi tumbuhan lebih tinggi dari pada hewan.

Yang kedua adalah mutasi sel. Ketika hewan mulai bertambah usia, banyak hal yang salah mulai terjadi. Salah satunya adalah sel mereka dapat terbagi atau DNA mereka dapat bermutasi. Mutasi inilah yang dapat mengakibatkan kegagalan fungsi sel atau nahkan dapat memunculkan dampak yang lebih parah yaitu kanker. Semakin tua umur hewan, mutasi sel akan terjadi lebih parah. Tetapi mutasi sel dapat diatasi dengan cara memperbaiki DNA, membunuh sel yang bermutasi dan cara lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun