Mohon tunggu...
Moch Mufidun
Moch Mufidun Mohon Tunggu... Mahasiswa - nikmati tulisan saya ya gan, jangan lupa berlangganan

malam yang panjang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejarah Munculnya Pocong Part End

20 Mei 2021   09:30 Diperbarui: 20 Mei 2021   09:49 3804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari ada lelaki paruh baya yang turun kelembah itu, untuk mencari rumput. Dia harus memberi makankambing-kambingnya. Dia melihat di dasar lembah ada tumbuhan dan rumput liar di sana. Awalnya dia tidak melihat keanehan apapun, namun tak lama kemudian melihat erangan seseorang, lelaki itu kaget nafasnya terengah-engah. 

Ia heran “suara apa tadi ?” bisiknya dalam hati. Karena penasaran dia pun mendekati sumber suara itu, suaranya seperti ada di dalam tanah. Dengan terburu-buru, ia menggali tanah itu dan untungya tak terlalu dalam. Setelah berhasilmenggali tanah itu, ia melihat sesosok manusia yang dibungkus menggunakan kain putih, bukan hanya itu saja lelaki itu juga melihat ada keris yang tertancap sosok manusia itu. Lelaki paruh baya itu menyangka kalau sosok lelaki itu adalah korban pembunuhan  yang masih bertahan hidup. Ia malah mencabut keris yang menancap di tubuhnya Duloh, seketika saja Duloh terbang kelangit sambil tertawa terbahak-bahak. 

Duloh sudah bukan lagi manusia, tubuhnya dipenuhi oleh energi makhluk ghaib yang jahat, ia pun gentayangan dan masih menggunakan kain putih itu. Duloh mengahantui warga kampong dan semenjak saat itu dikenal hantu bernama pocong, biasanya warga menelan beras yang telah dibacakan mantra agar terhindar dari gangguuan pocong. TAMAT!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun