Mohon tunggu...
Tris Sugiarto
Tris Sugiarto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

cuma sekedar jongos istana yang pengem melek dunia. mudah-mudahan bisa memberikan manfaat pada dunia. ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Padahal Raja

12 Agustus 2011   02:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:52 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini cerita tentang seorang raja. Rakyatnya saat ini hidup dalam ketakutan. Banyak teror di mana-mana. Padahal rakyat senantiasa melakukan ritual ibadahnya dengan baik.

Namun sayangnya, sang raja tidak seperti rakyatnya yang rajin melakukan ibadah. Jangankan ibadah yang seharusnya rutin dilakukan setiap hari, ibadah yang mesti rutin dilakukan pada hari tertentu saja, raja jalankan dengan tidak sepenuh hati. Baginya, yang penting rakyatnya telah melihatnya beribadah bersama rakyat, tak peduli seberapa baik ibadah yang dia lakukan. Sekedar terlihat saja oleh rakyatnya.

Kecemasan rakyat akan gangguan teror sudah semakin menjadi. Teror mulai menargetkan tempat-tempat ibadah mereka. Awalnya, teror hanya dilakukan pada rumah-rumah tokoh masyarakat saja, kemudian beralih pada pertokoan, pasar, kantor, dan tempat hiburan. Sekarang teror mengancam tempat-tempat ibadah mereka.

Suatu ketika, saat tiba waktu untuk melakukan ibadah yang hanya khusus dilakukan pada hari rabu, timbul hasrat raja untuk tidak beribadah. Ada rasa malas, bosan atau apalah alasan dalam hatinya. Maka bermalaslah raja di dalam kamar. Sementara para pengawal dan pelayannya sudah sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk ibadah sang raja. Namun, sampai waktunya tiba, raja tidak juga keluar dari kamar.

Pada waktu yang bersamaan, datanglah kabar dari satu tempat ibadah di negerinya yang mendapatkan teror bom. Banyak korban yang berjatuhan. Suasana panik juga sempat menimbulkan keributan. Memberi kesempatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengambil keuntungan atas suasana itu dengan melakukan penjarahan.

Segera saja, Raja dan segenap pembantunya heboh. Segera memerintahkan pembantunya untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Memerintahkan pengawalnya untuk memperketat pengamanan. Memerintahkan para pembantunya untuk melayaninya dengan baik. Sementara itu dia akan mempersiapkan pidato untuk menjelaskan kejadian itu kepada rakyatnya.

Padahal teror yang memakan korban itu perlu segera mendapatkan pertolongan secepatnya. Perlu dilakukan tindakan secepatnya. Namun sang raja justru sibuk mengumpulkan informasi untuk dijadikan bahan pidatonya. Di sela-sela waktu mengumpulkan informasinya itu, sang raja berkomentar di hadapan para pembantunya.

"Untung ya, aku tidak beribadah hari ini!"

Padahal teror itu terjadi jauh dari tempat yang seharusnya menjadi tempat ibadah raja. Padahal teror itu terjadi di negerinya sendiri. Padahal rakyatnya telah menjadi korban. Padahal dia seorang raja.

.........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun