Mohon tunggu...
Priyadi
Priyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai buku

Baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Untalen Kabeh Negarane!

2 Januari 2024   08:02 Diperbarui: 2 Januari 2024   10:05 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash.com/Anggit Rizkianto

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang membutuhkan koreksi. Demokrasi bukan sistem yang baku, yang dibangun dengan beton bertulang tahan gempa kritik dan anti-badai koreksi.

Ciri khas demokrasi adalah menjamin kebebasan berpendapat bagi warga, yang setara di mata hukum.

Karena demokrasi memberi kebebasan berpendapat, seperti melontarkan kritik, dia menawarkan kesempatan untuk melakukan koreksi bagi ketidaksempurnaan sistem.

Ini menjadikan demokrasi dapat terus melakukan penyempurnaan, dengan berlandaskan budaya yang demokratis.

Untuk membentuk budaya yang demokratis setidaknya dapat berlandaskan pada tiga nilai pokok.


Menukil rumusan yang dibuat Donny Gahral Adian (2006) tiga nilai pokok itu: pertama, kebebasan; kedua, kesetaraan dan ketiga adalah keadilan.

Wakanda dan Konoha

Dunia internet memberi ruang tanpa batas bagi semua orang untuk bisa bebas berpendapat. Internet saat ini dapat pula disebut sebagai salah satu tulang punggungnya demokrasi.

Tapi di internet pula, kita menemukan istilah Wakanda dan Konoha sebagai kata yang merujuk Indonesia. Dua kata ini kerap digunakan untuk melontarkan kritik.

Tapi mengapa? Karena ketakutan terhadap adanya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun