Mohon tunggu...
Kentos Artoko
Kentos Artoko Mohon Tunggu... Dosen - Peminat Masalah Politik, Ekonomi dan Politik

Peminat Masalah Politik, Ekonomi, Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komunis, China, Jokowi, dan Desain Propaganda

14 Mei 2016   13:47 Diperbarui: 14 Mei 2016   14:02 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara ekonomi internasional,
saat ini siapapun mahfum kalau negeri tirai bambu itu adalah penguasa tunggal perekonomian dunia. Dengan kondisi ini, China bisa melakukan apasaja yang diinginkan terhadap dunia.

Melihat kondisi ini,  Amerika Serikat (AS) tentu saja gamang, sebagai negeri adidaya dan adikuasa, tentu paman sam tak ingin kelihatan ompong dalam bidang ekonomi di mata internasional.

Berbagai cara tentu dicari dan dilakukan untuk memulihkan kondisi ini, termasuk di Indonesia.

Hal serupa pun dilakukan oleh Jepang yang sejak 1970-an mendominasi perekonomian di Indonesia. Apapun akan dilakukan untuk memertahankan posisi ini di Indonesia.

Kekalahan Jepang dalam blok Masela tentu menambah panjang catatan kekalahan Jepang, setelah sebelumnya harus hancur di proyek Kereta Cepat.

Secara politik internasional, AS telah diakui sebagai pendulum demokrasi yang utama.

Sedangkan China melakukan blending (pencampuran) antara paham demokrasi dan komunis agar mampu bertahan dalam gempuran era keterbukaan informasi belakangan ini.

Hampir seluruh generasi yang lahir periode 1950-kini, terutama anak-anak pejabat penting Partai Komunis China ternyata belajar dan mendapatkan gelar hingga Doktor di AS.

Mereka berupaya keras untu menerapkan kebebasan berpendapat dalam paham demokrasi yang dicampur dengan pola kepemimpinan sentralistis (Proklamator RI Soekarno sebenarnya telah lebih dahulu mengombinasikan dua paham politik dan bernegara ini/demokrasi terpimpin, jadi betapa visionernya beliau).

Dan harus diakui China berhasil menerapkan hal ini, terutama setelah peristiwa Tiananmen. Generasi muda China diberi kebebasan mutlak untuk berekspresi, berpendapat, berpikir. Hasilnya China kini mampu memproduksi apa saja mulai dari pesawat ulang alik hingga peniti.

Secara politis, hubungan baik yang terjalin antara Presiden Jokowi dan Presiden China  Xi Jinping dikhawatirkan bakal menggerus kekuatan AS dan Jepang di Indonesia yang selama ini telah dinikmati oleh sejumlah elit politik dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun