Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rembulan dan Malam

5 April 2019   06:30 Diperbarui: 5 April 2019   06:36 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rembulan bersandar di singgasana angkasa, sambil menatap sendu temaram lampu jalanan jauh di bawah kolong langit.

Tiada kata pun suara, cuma tatap penuh arti, beradu di sudut senja, saat mentari pamit pergi.

Rembulan tanpa bintang, cahaya lampu tanpa desiran angin malam. Masing- masing memendam rindu, pada fajar dan mentari.

Biarlah kisah ini berakhir di sini, sebelum malam berganti hari dan pekat pergi disambut bias cahaya pagi. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun