Mohon tunggu...
Kennza Ashabi Nur Sukarno
Kennza Ashabi Nur Sukarno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga Fakultas Sekolah Kesehatan dan Ilmu Alam

Halo! Saya Kennza Ashabi Nur Sukarno, seorang individu yang memiliki kegemaran dalam membaca buku dan peduli dengan kesehatan mental serta lingkungan hidup. Saya merasa bahwa membaca adalah cara yang menyenangkan untuk memperluas pengetahuan dan memperdalam pemahaman tentang dunia di sekitar kita. Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan kesehatan mental. Saya percaya bahwa menjaga keseimbangan emosi dan pikiran adalah kunci untuk hidup yang sehat dan bahagia. Melalui membaca, saya terinspirasi untuk mengeksplorasi strategi dan teknik yang dapat membantu mengelola stres, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan. Selain itu, saya juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Saya sadar bahwa tindakan kecil dapat memberikan dampak positif yang besar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Regulasi Emosional Remaja

22 Mei 2023   19:33 Diperbarui: 22 Mei 2023   20:19 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa dan sering kali diwarnai dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial. Pada masa remaja, individu mulai mencari jati diri dan berinteraksi secara lebih luas dengan lingkungan sekitarnya. Masa remaja juga merupakan masa yang penting dalam pembentukan kepribadian dan sikap serta perilaku yang akan membentuk kualitas hidup pada masa dewasa nanti. Masa remaja merupakan masa yang menarik dalam perkembangan manusia. 

Pada masa remaja, individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental. Salah satu perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja adalah perubahan sosio-emosional, stress emosional pada remaja. Pada masa remaja individu mengalami perubahan emosi. Emosi yang meledak-ledak dan sulit dikendalikan pada remaja dapat menimbulkan berbagai macam masalah bagi remaja dan sekitarnya jika tidak dikelola dengan baik. Untuk itu, remaja membutuhkan kemampuan untuk mengatur emosinya.

Regulasi emosi sebagai konstruksi multidimensi melibatkan kesadaran, pemahaman, dan penerimaan emosi, kemampuan untuk terlibat dalam perilaku yang bertujuan mencegah perilaku impulsif ketika mengalami emosi negatif, dan penggunaan strategi yang fleksibel untuk mengatur intensitas atau durasi respons emosional daripada secara langsung. 

Remaja dengan pengaturan emosi yang baik dapat mengatasi perasaan sedih, kecewa, dan putus asa sehingga terhindar dari resiko depresi remaja. Remaja dengan pengaturan emosi yang kurang baik rentan terhadap depresi dan kemarahan, yang dikenal dengan kenakalan remaja. Remaja dengan tingkat regulasi emosi yang rendah tidak mampu menghadapi emosi negatif, sehingga emosi negatif yang dialaminya menjadi self-controlling.

Kenakalan remaja banyak terjadi di Indonesia, terbukti dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Antara tahun 2013 dan 2016, kenakalan remaja meningkat sebesar 10,7%, menurut data BPS tahun 2022. Mengingat jumlah kejahatan atau tindak pidana di Indonesia menunjukkan tren penurunan pada tahun 2019-2021. Jumlah kejadian kriminal pada tahun 2019 sebanyak 103, turun menjadi 94 pada tahun 2020 dan 90 pada tahun 2021 dan diperkirakan ada 3,7 juta hingga 4,7 juta pengguna narkoba di Indonesia.

Regulasi emosi merupakan cara yang efektif untuk mengurangi tingkat stres  remaja. Regulasi emosi ini diperlukan untuk meningkatkan kemampuan remaja dalam mengendalikan emosinya yang sangat sensitif dan mudah terangsang. Jika remaja mampu merespon rangsangan dengan kualitas dan kuantitas emosi yang sesuai, maka remaja tersebut  menemukan strategi regulasi emosi yang tepat untuk mengatasi kondisi tertentu.


Regulasi emosi remaja juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.Salah satu cara untuk membantu remaja dalam regulasi emosi adalah dengan memberikan dukungan dan pengertian. Orang tua dan guru dapat membantu remaja dalam mengenali dan mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat.

Regulasi emosional adalah kemampuan untuk mengelola atau mengontrol emosi agar tetap dalam batas yang wajar dan kondusif. Pada remaja, regulasi emosional sangat penting karena pada usia ini, secara fisik dan psikologis, mereka merasakan perubahan besar dalam diri mereka sendiri. 

Lingkungan sekitar yang stabil dan aman dapat membantu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi remaja dalam mengatasi stres dan tekanan yang mereka alami sehari-hari. Namun, tantangan dalam regulasi emosi remaja tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar, tetapi juga dari pengaruh media sosial dan teknologi. Remaja seringkali terpapar oleh konten-konten yang tidak sehat di media sosial, seperti cyberbullying, body shaming, dan lain-lain. 

Hal ini dapat mempengaruhi regulasi emosi mereka dan menyebabkan stres dan tekanan yang berlebihan.Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang tepat mengenai penggunaan media sosial dan teknologi yang sehat bagi remaja. Orang tua dan guru dapat memberikan edukasi mengenai penggunaan media sosial yang bijak dan sehat, serta memberikan pengawasan yang tepat terhadap penggunaan media sosial oleh remaja. Oleh karena itu, mereka harus dapat mengelola emosi mereka dengan baik agar tidak merusak kehidupannya.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa regulasi emosional sangat penting bagi remaja:

Regulasi emosi dapat membantu remaja untuk mengelola stres dan kecemasan yang dialami sehingga lebih sehat secara mental dan fisik. Ketika emosi menjadi tidak terkendali, hal itu dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan gangguan pola makan yang buruk. Regulasi emosi membantu remaja untuk menjaga agar sehat secara fisik dan mental.

  • Meningkatkan Hubungan Sosial

Regulasi emosi dapat membantu remaja  lebih memahami dan memperhatikan emosi teman-temannya untuk memperkuat hubungan sosial timbal balik. Ketika remaja mampu mengatur dan mengelola emosinya, mereka dapat berinteraksi lebih baik dan lebih alami dengan orang lain.

  • Meningkatkan Kinerja Akademik

Regulasi emosi juga dapat membantu remaja meningkatkan prestasi akademiknya. Ketika remaja mengalami emosi yang tidak terkendali, kemampuan fokus dan konsentrasi mereka terganggu, yang dapat mempengaruhi prestasi akademik mereka. Regulasi emosi membantu mereka mengatasi ketidaknyamanan emosional dan dapat mencapai hasil akademik yang lebih optimal.

  • Meningkatkan Kehidupan Keluarga

Regulasi emosi dapat membantu remaja berinteraksi dengan keluarga, yang dapat berdampak positif bagi kehidupan keluarga secara keseluruhan. Ketika remaja mengalami emosi yang tidak terkendali dapat mengganggu hubungan keluarga. Pada saat yang sama, mengelola emosi secara tepat  membantu meningkatkan hubungan keluarga.

Berikut adalah beberapa regulasi emosi yang dapat membantu remaja:

  • Mengenal emosi diri

 Remaja harus mampu mengidentifikasi apa yang membuat mereka merasa positif atau negatif. Hal ini akan membantu mereka memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan.

  • Menerima emosi

 Remaja harus belajar menerima dan menghormati emosi mereka. Jangan menekan dan

mengabaikan perasaannya.

  • Mencari bantuan

Remaja harus belajar mencari bantuan dari orang dewasa atau teman. Dalam situasi yang sulit, mereka tidak selalu bisa menyelesaikannya sendiri.

  • Berbicara dengan orang terdekat

Remaja sebaiknya berbicara tentang perasaan mereka dengan orang-orang yang dekat dengan mereka tentang emosi mereka. Hal ini membantu mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan benar.

  • Olahraga dan relaksasi

Olahraga dan teknik relaksasi seperti meditasi, dapat membantu remaja mengurangi stres dan mengatur emosinya.

  • Mencatat emosi

Remaja dapat mencatat emosi mereka dalam buku harian. Ini membantu mereka mengidentifikasi pola emosi mereka dan menemukan cara berbeda untuk menghadapinya.

  • Menentukan Batasan

Remaja harus mampu mengenali situasi di mana mereka  merasa tidak nyaman atau tidak aman dan menetapkan batasan berdasarkan kebutuhan remaja.

Regulasi emosi sangat penting bagi remaja untuk mengelola emosinya dengan baik dan menjalani kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik. Semua ini berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, kinerja sekolah, dan kohesi keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik harus memastikan remaja belajar mengatur dan mengendalikan emosinya agar dapat mencapai tujuan dan keinginannya.

Dalam menghadapi tantangan regulasi emosi remaja, perlu adanya kerjasama antara orang tua, guru, masyarakat sekitar, dan remaja itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan pengertian, serta mempelajari teknik-teknik regulasi emosi yang dapat membantu remaja dalam mengatasi stres dan tekanan. Selain itu, perlu adanya edukasi yang tepat mengenai penggunaan media sosial dan teknologi yang sehat bagi remaja.Dengan adanya kerjasama antara orang tua, guru, masyarakat sekitar, dan remaja itu sendiri, diharapkan regulasi emosi remaja dapat terjaga dengan baik. Hal ini dapat membantu remaja dalam mengatasi stres dan tekanan yang mereka alami sehari-hari, serta membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun