Mohon tunggu...
Kenny Aprilliantika
Kenny Aprilliantika Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Mari beropini

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cyber Diplomacy: Pentingnya Keamanan Siber bagi Pertumbuhan Ekonomi Global (G20)

1 Desember 2021   16:28 Diperbarui: 1 Desember 2021   16:33 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serangan siber dapat memutuskan aliran listrik ke jutaan orang. Lebih buruk lagi jika dilakukan terhadap menara kontrol pesawat atau fasilitas nuklir serangan dunia maya bisa merenggut ribuan nyawa. 

Hal ini tentu menjadi ancaman yang sangat serius apabila tidak mendapat penanganan yang baik, karena hal ini menyangkut kepentingan dan keamanan suatu Negara (Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, 2016). 

Jika kemajuan globalisasi ini sangat memberikan keuntungan bagi manusia, maka Apa yang menjadi semakin menarik dan menjadi fokus utama bagi setiap kemungkinan yang dapat terjadi dunia maya yaitu adalah memunculkan bentuk dan ekspresi baru dari pemerintahan dari seluruh negara di dunia seperti perubahan paradigmatik dalam konstelasi relasi kuasa antara individu, pemerintah, dan institusi sosial. 

Perdebatan semacam itu muncul dari kualitas teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan sarana untuk memfasilitasi bentuk pemerintahan yang modernis berdasarkan geopolitiknya. 

Tidak mau ketinggalan dengan inovasi teknologi informasi dan komunikasi yang baru, setiap negara berlomba-lomba untuk mendapatkanya karena menurut penulis hal tersebut sangat penting bagi keamanan siber. Apabila negara kita ketinggalan maka ancaman siber akan diperkirakan lebih rentan masuk.

Dengan demikian batas-batas negara bangsa dikatakan melemah baik dari perkembangan ekonomi global di dan kurangnya kontrol oleh pemerintah nasional atas komunikasi di dunia maya. 

Perubahan identitas politik yang ditandai dengan runtuhnya kelas sosial, mode organisasi politik patriarki dan rasial dan penggantiannya oleh beragam gerakan yang memperjuangkan perbedaan sosial juga dapat menemukan ekspresi di dunia maya. 

Namun dunia maya bukanlah domain yang tidak terbantahkan dan pemangku kepentingan dalam politik negara-bangsa modern tidak begitu mudah tergeser(Blakely, 2001). 

Oleh karena itu, masalah pengawasan, kontrol, dan privasi sehubungan dengan Internet telah menyita perhatian media dunia dalam beberapa tahun terakhir, seolah-olah sebagai akibat dari kekhawatiran negara yang diperbarui terhadap keamanan, kejahatan, dan keuntungan ekonomi. 

Dengan ketergantungan yang semakin besar pada Internet dan teknologi komputer kepentingan negara semakin terintegrasi dalam domain siber. Cyber Diplomacy dapat menjadi alat penting di mana negara-negara dapat bekerja sama untuk menetapkan standar atau norma di dunia maya dan menanggapi ancaman dan kerentanan dunia maya. 

Namun untuk memanfaatkan alat ini secara maksimal negara-negara perlu merangkul cyber diplomacy mengintegrasikannya ke dalam birokrasi mereka dan bekerja untuk mengatasi tantangan baru yang ditimbulkannya (Torres Jarrn & Riordan, 2020). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun