Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu...

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bangsa Jin, Alienkah Mereka?

5 April 2015   00:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kejadian nyata, ketika itu saya mendapat pemberitahuan agar segera menjenguk Ibu yang sedang kritis di rumah sakit. Bergegas saya yang tinggal di Jakarta langsung tancap gas saat itu juga menuju Lampung, namun sayangnya saya tidak dapat menemui beliau dalam keadaan sadar.  Beliau mengalami koma beberapa saat menjelang saya tiba.

Saudara yang sudah berkumpul terlebih dahulu bercerita , sebelum koma beliau berpesan akan ikut  saya dan menyatakan saya membawa uang sebantal.  Ucapan beliau sebelum koma menjadi guyonan karena dianggap ucapan ngeracau. Sayapun berpikir demikian,haha hihi mengiringi ucapan yang meledek saya. Karena memang, mungkin yang dilihat oleh saudara yang lain, sayalah yang paling disayang.

Bisa dimaklumi karena saya menjadi sasaran godaan saudara yang lain dan ibu selalu membela saya. Ini lantaran saya ketakutan luar biasa bila  ada mahluk2 yang tiba muncul dekat saya. Sebelumnya, karena saya belum mengerti mereka itu bukan manusia, lucu dan bisa terbang. Saya suka tertawa terpingkal2 kalau datang selalu sambil menari.  Ketika saya mengerti bukan manusia, bukan main takutnya dan ibu sayalah yang menyuruh mahluk2 itu pergi, sebelum menghilang mereka seperti menyembah ibu saya.

Beranjak dewasa, saya  menjadi penasaran, apakah ibu melihat mahluk sperti yang saya lihat.  Ibu selalu mengelak dan selalu bilang tidak ada apa-apa.  Karena ibu selalu mengelak itulah, saudara yang lain menganggap saya memang penakut.

Mungkin karena ibu melarang mahluk2 itulah sehingga semua hilang dari penglihatan saya. Namun, saya dikerjai lagi oleh mahluk itu.  Karena badan sangat letih, saya minta izin mau istirahat dimobil yang terparkir dihalaman rumah sakit.  Entah berapa lama saya tertidur, kakak ipar mengetuk jendela mobil, memberi tahu ibunda telah wafat.

Tanpa berfikir panjang saya langsung tancap gas menuju rumah orang tua untuk persiapan penyambutan jenasah, sebelum diberangkatkan ke Jawa Tengah.  Kembali kerumah sakit, anehnya semua biasa2 saja duduk2 didepan ruang ICU dan Ibunda masih terbaring dengan alat bantu pernafasan dan infus.

Lha, tadi kakak ipar memberi tahu, ibunda sudah wafat.  Kakak ipar menggeleng.  Kacau ini pikir saya, tadi yang kasih tau saya yakin kakak ipar saya, lalu siapa ?.  Jadilah saya bahan tetawaan, kembali kerumah memberi tahu Ibu tidak jadi wafat sambil langsung merebahkan diri diranjang untuk jenazah.

Tentu saja kelakuan  saya bikin heboh,  tapi sosok tidak saya kenal mendekati saya, wajahnya teduh menenangkan hati, namun saya cari sudah menghilang  diantara orang yang mengerumuni saya.  Selang 10 jam kemudian Ibunda wafat, namun tidak ada tangisan, yang terjadi justru saya menjadi sasaran gurauan.

Namun berikutnya justru membuat saya merasa nyaman, beberapa lama bau tubuh ibu yang sangat saya kenal terus terasa, seolah ibu berada didekat saya.  Anehnya, atau mungkin sudah kehendak, apa yang diucapkan ibunda terwujud.  Usaha saya berkembang melejit dan usaha itu  semua keiinginan ayah semasa hidup dapat saya wujudkan.

Bersamaan dengan itu, mahluk2 yang dulu menakutkan saya muncul lagi, anehnya saya merasa biasa, tidak ada perasaan takut. Justru yang terjadi adalah kelucuan dan jauh dari suasana mistis yang  seperti digambarkan banyak orang.

Ada suatu saat, mahluk itu mengaku sebagai raja langit yang sedang melaksanakan syiar ajaran Islam. Dalam obrolan itu saya tanyakan apakah dia bangsa Lumeria yang konon menurut mitos menguasai tehnologi yang sangat tinggi dan menguasai ilmu telepati atau merubah tubuh menjadi energi sehingga bisa berpindah keberadaan dalam waktu singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun