Mohon tunggu...
F. I. Agung Prasetyo
F. I. Agung Prasetyo Mohon Tunggu... Ilustrator - Desainer Grafis dan Ilustrator

Cowok Deskomviser yang akan menggunakan Kompasiana untuk nulis dan ngedumel...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Adakah yang "Kutu Loncat" seperti Saya?

26 November 2019   09:04 Diperbarui: 26 November 2019   21:23 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan. Sumber: Pixabay.com

Saya tak bisa berpikir dan blank 3 bulan sejak itu. Dan memutuskan resign karena otak saya mati. Berusaha tegar tapi seperti tak ada sesuatu yang melintas di kepala saya untuk menjadi inspirasi melanjutkan hidup.

Atasan dari atasan saya, pak sebastian menyesalkan saya harus keluar. Karena beliau yang memilih saya dibanding pesaing saya saat masuk. Saya tak bisa bilang apa-apa lagi.

2 tahun kemudian, saya kebetulan ketemu pimpinan puncak perusahaan developer tersebut di bandara. Saya mengetahuinya saat dikenalkan pertama kali, juga dari acara kebaktian tiap senin khusus karyawan Kristen. Saya minta maaf karena saya resign 2 tahun lalu.

Saya bilang, ini bukan kesalahan pak Sebastian waktu memilih saya gabung. Saya mempunyai problem pribadi dan keluarga. Pak pucuk pimpinan tak bilang apapun lalu saya beranjak dari situ.

Pekerjaan D.
Mendapat pekerjaan di industri jamu kecil. Inilah boss berpenyakit psikis serta megalomania dimana saya menaruh dendam hingga saat ini karena trauma yang dalam membekas hingga membuat saya tak percaya siapapun.

Pekerjaan E.
Sebuah cabang broker yang membutuhkan layouter dan editor untuk foto-foto rumah yang dijualnya.

Jadi hari pertama saya mulai mengambil foto bersama seorang cewek di lapangan. Hari berikutnya, ada pameran yang diselenggarakan di Bandara Juanda (lihat persinggungannya dengan Pekerjaan C—saat itulah saya bertemu pucuk pimpinan perusahaan C). 

Yang dibilang pameran ini juga aneh. Teman saya bilang si boss akan datang ke Bandara tersebut juga, tapi tidak datang. Ditelepon sejak pagi tidak bisa, dan karyawan harus jalan sendiri. Bahkan yang dikata pameran tadi hanya modal XBanner plus beberapa pelengkap macam brosur. Saya lupa pastinya.

Setelah capek seharian, si boss terlihat di kantor tanpa merasa ada yang tidak beres. Saya merasa si boss wanita ini tak bisa 'dipegang'. Jadi keesokan harinya saya tak ingin masuk kerja lagi dan menelepon jika saya mundur.

Pekerjaan F.
Seperti tipikal perusahaan percetakan lainnya yang bergaji rendah. Saya mencobanya karena dekat dengan rumah.

Tak ada masalah hingga saatnya gajian. Keterangan si boss terbalik-balik dan jumlah gajiannya juga. Ada tulisan sejuta pada amplopnya waktu itu, namun berbeda dengan keterangan si boss laki awalnya (ada suami-istri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun