Mohon tunggu...
Rara
Rara Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah pribadi yang antusias belajar hal baru, terutama di bidang teknologi, data, dan pengembangan diri. Hobi saya membaca, menulis, dan eksplorasi ide kreatif melalui desain maupun coding. Saya juga suka berbagi ilmu dan berdiskusi tentang isu-isu teknologi, lingkungan, serta pengembangan masyarakat. Konten favorit saya adalah topik seputar inovasi digital, kecerdasan buatan, dan tips produktivitas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Alam Menguji, Manusia Memulihkan: Penanaman Kembali Mangrove yang Hilang

12 Agustus 2025   16:45 Diperbarui: 12 Agustus 2025   16:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Hutan Mangrove

Dusun Airport, Desa Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan, adalah kawasan konservasi mangrove yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir sekaligus menjadi destinasi wisata alam. Kawasan ini dijaga secara khusus agar manfaat hutan mangrove dapat terus dirasakan oleh masyarakat setempat.

Suatu sore yang terik, rombongan kecil tiba di tepi rawa.

"Terik matahari masih menggantung di langit sore ketika kami tiba di lokasi. Di ujung rawa, berdiri sunyi akar mangrove yang telah hangus. Petirlah yang telah merobohkannya. Tapi bagi kami, itu bukan akhir---melainkan ajakan untuk memulai kembali," ujar salah satu anggota kelompok.

Mengganti yang Tumbang

Memasuki minggu kelima pelaksanaan KKN, Kelompok 5 KKN Bina Desa 2025 memilih mengisi waktu dengan aksi sederhana namun bermakna: menanam ulang mangrove yang tersambar petir. Tidak ada seremoni, tidak ada pengeras suara, hanya sembilan anggota kelompok, Kepala Dusun Airport, sandal penuh lumpur, bibit mangrove di tangan, dan satu tujuan: menggantikan pohon yang telah tumbang.

Beberapa minggu sebelumnya, petir di tengah hujan malam merobohkan sejumlah pohon mangrove. Batangnya gosong, akarnya terlepas dari tanah. Kali ini, bibit pengganti diperoleh dari pembibitan milik warga setempat. Dengan hati-hati, akar muda ditancapkan ke lumpur, diikat pada patok bambu agar kuat menahan arus dan angin.

"Tak sampai dua jam. Lubang digali, bibit ditanam, dan batangnya diikat pada patok bambu penyangga, selesai. Tapi bagi kami, momen itu lebih dari sekadar aktivitas," ujar salah satu anggota kelompok.

Penanaman Mangrove
Penanaman Mangrove

Menumbuhkan Harapan di Tengah Risiko

Petir memang tidak dapat dicegah, namun itu bukan alasan untuk berhenti menanam. Bagi kelompok ini, penanaman kembali bukan sekadar mengganti pohon, tetapi menghargai upaya yang telah dilakukan sebelumnya.

"Kami tahu, bisa saja pohon ini kembali disambar, atau hanyut saat banjir pasang. Tapi tetap kami tanam, karena begitulah cara harapan tumbuh: dengan keberanian untuk mencoba lagi," tambahnya.

Sebanyak 50 pohon mangrove ditanam hari itu. Mungkin jumlahnya tidak mencetak berita besar, namun bagi mereka, setiap bibit yang ditancapkan adalah bentuk cinta kepada bumi, masa depan, dan mereka yang pernah berupaya lebih dulu.

Kelompok 5 KKN Bina Desa Universitas Mulawarman
Kelompok 5 KKN Bina Desa Universitas Mulawarman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun