Mohon tunggu...
Jhon Minggus Keiya
Jhon Minggus Keiya Mohon Tunggu... Guru - Pemungut "kata-kata" dijalanan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Toba dan Doge di MUYE ONEE Punah

7 Maret 2024   10:50 Diperbarui: 8 Maret 2024   07:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toba dan Doge (Berudu dan Toba)

Oleh: Jhon Minggus Keiya

No HP/WA : 0I2189346477

PENDAHULUAN

Alam adalah pemberi kehidup bagi manusia yang sedang mengalami peradaban hayati dimuka bumi. Kelestarian dan kepedulian terhadap segala jenis tumbuhan dan hewan menjadi tugas kita bersama untuk menumbuh kembangkan secara efektif dan juga efisien. Saya perlu menekankan lagi bahwa Tuhan menciptakan manusia bukan untuk menguasai bumi dan mengeksploitasinya secara besar-besaran. Namun, Tuhan meminta manusia untuk merawat, melestarikan dan hidup berdampingan dengan alam bukan pembangunan modern.

Satu kesadaran yang musti manusia tanamkan adalah, manusia dengan hewan lainnya tidak jauh berbeda. Kami sama-sama makhluk hidup, yang memiliki masa untuk hidup dan berkembang biak dan masa untuk harus sakit hingga mati. Tak ada satu spesies yang ada dimuka bumi ini, yang akan mampu hidup kekal jika kehidupan dan habitatnya terganggu dan dirusak. Semuanya tentu ada saja masa dimana kepunahan itu akan melanda.

Sekarang kita bisa melihat salah satu contoh besar yang terjadi didepan mata, dan hal itu boleh kita menjadikan sebagai hikmat. Jenis spesies amfibi Toba dan Doge yang sudah tidak menampakkan diri lagi di "MUYE ONEE". Saya sudah tidak melihat lagi kemunculannya mereka di air dibalik bebatuan dan dipinggir kali bahkan di dahan pohon sekitaran kali. Apakah alam tidak mengizinkan jenis ini hidup ? ataukah manusia yang memaksa mereka untuk tidak lagi hidup didaerah ini, entahlah !!!

Pada tahun 2021 muncul tanda tanya besar ketika saya bermain di "MUYE ONEE", yang dulunya saya habiskan waktu bersama teman untuk mencari Toba dan Doge untuk mengonsumsinya. Ketika saya mengangkat batu satu per satu sudah tidak nampak lagi dikali itu, entah kemana. Sehingga saya bertanya apa yang telah terjadi ? Kemana Doge dan Toba itu hilang? Apakah ikan-ikan menelusuri kali ini lalu memakannya ? ataukah mereka habis gara-gara kaum manusia yang ada disekitarnya rutin mengonsumsinya ? mari kita bahas sama-sama.

Pembahasan yang akan saya bahas adalah fenomena kehilangan atau Punahnya satu spesies yang tidak lazim bagi kami orang pegunungan Papua, MEEPAGO, Paniai, Muyetadi. Serta menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang saya paparkan diatas.

A. Mengenal “MUYE ONEE”

MUYE ONEE adalah sebutan sebuah sungai yang terletak di kampung Muyetadi, bagian Barat dari Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah. MUYE adalah nama sebuah kampung, yang kini sekarang menjadi satu kecamatan. Sedangkan ONEE artinya kali/sungai yang mengalir. Jadi, kali atau sungai ini diberi nama berdasarkan nama kampung atau kecamatan tersebut. MUYE dikenal sebagai kampung yang sangat terpencil dari ibu kota kabupaten Paniai, untuk mengunjungi kampung ini wajib harus menggunakan speed boat menyebrangi danau Paniai. Bisa juga menggunakan transportasi darat sepedamotor melalui Keniyapa dan Obano. Muyetadi termasuk menjadi kampung yang sangat menjaga rapi dan melestarikan adat dan budaya para leluhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun