Oleh : Keitshya Putri Payana / 25060130019
Gambar ilustrasi dari :iStock
Olahraga lebih dari sekadar aktivitas fisik atau ajang perebutan medali. Di Indonesia, ia adalah miniatur kehidupan berbangsa dan arena tempa terbaik untuk membentuk karakter nasional. Di sinilah Pancasila, sebagai ideologi dasar negara, seharusnya berperan sentral---tidak hanya sebagai semboyan, tetapi sebagai fondasi etika dan moral bagi setiap atlet, pelatih, hingga suporter.
Sportivitas dan Nilai Kemanusiaan yang Adil
Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menjadi tolok ukur utama dalam sportivitas. Inti dari sportivitas adalah pengakuan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat lawan. Kemenangan yang sejati bukanlah hanya hasil di papan skor, tetapi cara kita meraihnya dan cara kita menerima kekalahan.
Dalam konteks olahraga, sila ini menuntut:
1. Kejujuran Mutlak: Menolak doping, pengaturan skor, dan kecurangan lainnya.
2. Penghormatan pada Wasit dan Keputusan: Menerima keputusan dengan lapang dada, bahkan saat tidak menguntungkan.
3. Perlakuan Adil: Baik sesama tim, lawan, maupun perangkat pertandingan, semua diperlakukan sebagai subjek yang bermartabat.
Ketika nilai-nilai ini terabaikan, yang muncul adalah kericuhan, protes berlebihan, dan hooliganisme yang justru merusak citra olahraga Indonesia. Keilmuan olahraga menekankan bahwa performa puncak (peak performance) harus diiringi integritas moral yang tinggi. Pelatih dan guru olahraga memiliki peran krusial sebagai agen transfer etika, memastikan pembangunan fisik sejalan dengan pembangunan karakter.
Persatuan dalam Keberagaman Arena
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, menemukan manifestasi terkuatnya dalam tim nasional. Olahraga---terutama sepak bola, bulu tangkis, atau cabang beregu lainnya---tidak memandang suku, agama, ras, atau golongan. Ketika bendera Merah Putih dikibarkan, perbedaan-perbedaan tersebut lebur menjadi satu tujuan: membela kehormatan bangsa.
Kasus rivalitas antar daerah atau antarklub yang berujung pada konflik kekerasan adalah bukti nyata tantangan dalam mengimplementasikan sila ketiga. Padahal, seharusnya, rivalitas dalam olahraga adalah kompetisi yang sehat untuk memacu prestasi, bukan permusuhan. Semangat Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi mantra kolektif di setiap stadion dan gelanggang. Olahraga harus menjadi perekat, bukan pemecah belah. Kemenangan tim nasional dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang dari daerah mana sang atlet berasal. Inilah kekuatan riil persatuan yang dihadirkan oleh arena olahraga.
Musyawarah dan Keadilan Sosial
Sila keempat dan kelima juga memberikan panduan. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mendorong adanya dialog terbuka dan evaluasi konstruktif dalam menyelesaikan masalah di dunia olahraga, baik antara pemain dengan manajemen, atau antara federasi dengan suporter.
Sementara itu, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menuntut agar akses terhadap fasilitas olahraga dan pembinaan prestasi tidak hanya terpusat di kota-kota besar. Pemerintah, melalui kebijakan olahraga nasional, wajib memastikan adanya pemerataan kesempatan bagi atlet berbakat di seluruh pelosok negeri, serta menjamin hak-hak atlet setelah pensiun. Kesejahteraan atlet dan pelatih adalah cerminan keadilan sosial di bidang olahraga.
Merajut Karakter Juara
Pancasila adalah peta jalan untuk menciptakan "Insan Olahraga Indonesia"yang utuh: memiliki kebugaran jasmani prima, mental baja, dan integritas karakter. Mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan jasmani dan program pembinaan atlet bukanlah pilihan, melainkan kewajiban mendasar .
Kita perlu terus mendorong integrasi Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila sejak usia dini, dari sekolah dasar hingga klub profesional. Dengan menjadikan Pancasila sebagai "Jati Diri Juara", kita tidak hanya akan mencetak atlet berprestasi dunia, tetapi juga duta-duta moral bangsa yang akan dihormati di kancah internasional. Olahraga adalah sarana, dan Pancasila adalah jiwanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI