Mohon tunggu...
Keisya Zahra Maharani
Keisya Zahra Maharani Mohon Tunggu... 43225010020-Universitas Mercu Buana

43225010020-S1 Akuntansi-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Mercu Buana-Pendidikan anti korupsi dan etik UMB-Dosen Pengampu Prof.Dr, Apollo, M.Si.A

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   23:43 Diperbarui: 16 Oktober 2025   23:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true

Matriks Lima Tokoh Pemikir Berpikir Positif

1. Marcus Aurelius dan Epictetus (Stoikisme)

Pemikir Stoik, termasuk Marcus Aurelius (Romawi) dan Epictetus (Yunani), sangat mendukung konsep kendali internal.

2. Friedrich Nietzsche (Eksistensialisme)

Friedrich Nietzsche menantang keyakinan pasif Stoik.  Seorang eksistensialis berfokus pada pengakuan penuh terhadap kehidupan.

3. William James (Pragmatisme & Psikologi Positif)

Dengan menjadikannya pro-aktif, William James membawa gagasan ini ke dunia pragmatis.  Ia melihat keyakinan sebagai kuas untuk melukis, bukan sebagai cermin dari kenyataan.

4. Albert Ellis (Psikologi Modern/REBT)

Model ABC diciptakan oleh Albert Ellis, pendiri Rational Emotive Behavior Therapy (REBT), untuk memasukkan prinsip-prinsip ini ke dalam konteks psikologi klinis.

https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1Rd160YZKXaVUmSZNosmE0ByHmsEfVPr_/edit?usp=sharing&ouid=100792547619349071972&rtpof=true&sd=true
Simpulan
Simpulan dari evolusi pemikiran positif dimulai dari Stoikisme yang diwakili oleh Epictetus dan Marcus Aurelius, yang menekankan kendali batin dan penerimaan realitas. Selanjutnya, Eksistensialisme ala Nietzsche menegaskan penerimaan aktif dan cinta terhadap hidup. Pragmatisme dari William James kemudian beralih ke kekuatan keyakinan dalam membentuk realitas. Akhirnya, Psikologi Modern melalui Albert Ellis mengonkretkan prinsip-prinsip ini menjadi terapi pikiran rasional untuk mencapai kesejahteraan emosional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun