"Apaan, Yan?", tanya Mara, masih menatap bukunya
"Suara hati aku"
"Masa aku bisa denger suara hati kamu, dokter aja harus pake stetoskop buat denger"
"Ih tapi serius ini aku nanyanya, soalnya kayanya setiap kali aku lihat muka kamu jantung aku serasa deg-degan banget".
Mara berhenti memperhatikan bukunya dan menatap kedua mata Tian dibawahnya. Ternyata selama ini Tian bukan sedang mengagumi langit, tetapi ia sedang mengagumi Mara---cinta pertama dan terakhirnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!